Mei 4, 2024

Review Bekasi

Temukan Berita & berita utama terbaru tentang INDONESIA. Dapatkan informasi lebih lanjut tentang INDONESIA

Bagaimana Indonesia memerangi krisis sampah

Bagaimana Indonesia memerangi krisis sampah

Jakarta (Antara) – Pada pagi hari tanggal 21 Februari 2005, gunungan puing setinggi 60 meter dan panjang 200 meter menyapu dua wilayah pemukiman dan menewaskan 157 orang di TPA Luwikaja di Kota Simahi, Jawa Barat. .

Tragedi itu disebabkan oleh hujan lebat dan ledakan gas metana di gunungan sampah.

Bencana tersebut mendorong dicanangkannya Hari Pengelolaan Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap tanggal 21 Februari untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya sampah bagi lingkungan, masyarakat dan kesehatan, termasuk nyawa manusia.

“Melalui Hari Pengelolaan Sampah Nasional, kita memperingati tragedi yang paling memilukan. Jika kita lalai, sampah bisa menyebabkan kematian,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah dan Bahan Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rosa Vivian Ratnavati, dalam peringatan HPSN 2023 . Acara pada tanggal 21 Februari 2023 di Jakarta.

Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 275 juta jiwa, saat ini sedang menghadapi masalah sampah yang serius.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah negara telah mencapai 18,99 juta ton per tahun. Data tersebut merupakan akumulasi input data dinamis dari 157 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia pada tahun 2022.

Dari total sampah tersebut, Indonesia mampu mengurangi sampah sebanyak 5,03 juta ton per tahun atau 26,5 persen, dan mengolah 9,67 juta ton per tahun atau 50,94 persen sampah.

Dengan demikian, jumlah sampah yang terkelola sebanyak 14,70 juta ton atau sekitar 77,44 persen, dan jumlah sampah yang tidak terkelola sebanyak 4,28 juta ton atau sekitar 22,56 persen.

Sedangkan Indonesia saat ini memiliki 532 TPA. Negara ini memiliki Pengurangan, Penggunaan Kembali dan Daur Ulang Sampah (TPS 3R), 13.716 bank sampah, 4.118 tempat pembuatan kompos, 291 fasilitas produksi kreatif dan 2.506 tempat untuk 32 produk sampah. – Fasilitas manajemen energi.

READ  Gunung Merapi di Indonesia meletus, memuntahkan lahar panas

Strategi presisi

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengusulkan Rencana Indonesia 2025, berdasarkan Perpres No. 97 Tahun 2017, tentang kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis lainnya.

Melalui rencana tersebut, Indonesia menargetkan untuk mengolah 70 persen sampah dan mengurangi 30 persen sisanya melalui strategi hulu ke hilir.

Pemerintah berusaha untuk menciptakan kesadaran di antara setiap keluarga untuk mengelola sampah mereka sendiri dengan membuat kompos sampah organik dan vermikultur serta memilah dan mendaur ulang sampah mineral menjadi kerajinan tangan.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan, sebagian besar atau 43,3 persen sampah di Indonesia berasal dari rumah tangga, dengan 41,1 persen sampah rumah tangga terdiri dari sisa makanan.

Selain tujuan mengatasi masalah sampah di rumah tangga, produsen juga harus mengurangi sampah dengan cara mendesain ulang kemasan produknya agar mudah didaur ulang dan membuang sampah anorganiknya dari masyarakat.

Kementerian juga berupaya memaksimalkan pengelolaan sampah agar tidak perlu lagi dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Salah satu inisiatif terkait adalah konversi limbah dan limbah mudah terbakar bernilai kalori tinggi seperti plastik, kertas, kain, kulit, dan karet menjadi produk Refuse Derived Fuel (RDF).

RDF merupakan bahan bakar padat yang dapat menggantikan batu bara yang digunakan pada pembangkit listrik dan pabrik semen. Pengelolaan sampah pada produk RDF akan mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.

Beberapa pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) beroperasi di Solo dan Semarang di Jawa Tengah.

Proyek PLTSa merupakan inisiatif bersama antara pemerintah dan dunia usaha untuk memanfaatkan limbah menjadi energi, mengurangi emisi metana hingga 30 persen pada tahun 2030, dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.

READ  Panduan Referensi Penanggulangan Bencana - Indonesia (Desember 2021) - Indonesia

Dengan berbagai strategi untuk menangani dan mengurangi sampah, pemerintah berharap tidak ada lagi TPA baru yang dibangun pada tahun 2030 dan Indonesia dapat bebas dari TPA pada tahun 2040.

Mengurangi emisi

Pemerintah bertujuan untuk mengurangi emisi dengan mengurangi sampah di dalam negeri melalui konsep nol sampah dan nol emisi.

Ratnavathi mengatakan tempat pembuangan sampah, terutama sampah organik, merupakan penyumbang utama emisi gas rumah kaca.

“Kami punya target, kalau bisa tidak ada sampah organik yang dibuang ke TPA,” katanya dalam debat sudut iklim pada 22 Februari 2023.

Dalam upaya mengurangi emisi dari sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggalakkan penanganan sampah organik melalui pengomposan dengan mencanangkan kampanye nasional Hari Kompos pada 26 Februari di Jakarta.

Dalam acara peluncuran tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan jika seluruh masyarakat Indonesia mengkomposkan sampah organik sisa makanannya di rumah, diperkirakan sekitar 10,92 juta ton sampah organik tidak perlu dikirim ke tempat pembuangan sampah. , sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 6,8 juta ton.

Selain pengomposan, solusi lain adalah menggunakan gas metana sebagai alternatif bahan bakar gas cair (LPG) atau mengubahnya menjadi energi listrik.

Contoh pemanfaatan gas metana dapat dilihat di TPA Semboro di Propoligo, Jawa Timur. Gas metana yang sudah diolah disalurkan ke rumah-rumah penduduk yang berada di sekitar TPA untuk menyalakan kompor gas.

Sementara itu, salah satu contoh pemanfaatan gas metana untuk tenaga listrik adalah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei di Simalungun, Sumatera Utara, yang berkapasitas 2,4 MW.

PLTBg dioperasikan melalui kerjasama antara BUMN migas PT Pertamina dan BUMN perkebunan PT Perkebunan Nusantara III. PLTBg mengolah limbah cair organik yang dihasilkan dari produksi kelapa sawit.

READ  Bagaimana Honda Brio Mengalahkan Toyota Avanza Sebagai Mobil Terlaris di Indonesia

Dengan kerjasama masyarakat, pemerintah, produsen dan industri yang didukung dengan pemanfaatan teknologi, penyelesaian masalah sampah bukan hal yang mustahil bagi Indonesia.

Berita terkait: Pemerintah meluncurkan proyek hidup sadar untuk mengelola sampah di Jakarta
Berita terkait: Pengomposan, pendekatan baru pengelolaan sampah: Menteri

Oleh Sugiharto Poornama, Raga Adji
Pengarang : Rahmat Nasushan
Hak Cipta © ANTARA 2023