November 23, 2024

Review Bekasi

Temukan Berita & berita utama terbaru tentang INDONESIA. Dapatkan informasi lebih lanjut tentang INDONESIA

Perbandingan Siklus Hidup Emisi Gas Rumah Kaca Mesin Pembakaran dan Mobil Penumpang Listrik dan Kendaraan Roda Dua di Indonesia

Perbandingan Siklus Hidup Emisi Gas Rumah Kaca Mesin Pembakaran dan Mobil Penumpang Listrik dan Kendaraan Roda Dua di Indonesia

Baga Ringasan Eksekutif Dc.

Pencapaian nol emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia pada tahun 2060 atau lebih awal bergantung pada dekarbonisasi sektor transportasi, yang saat ini menyumbang sekitar 15% emisi GRK negara ini. Indonesia sedang mempertimbangkan sejumlah langkah, termasuk beralih dari kendaraan bermesin pembakaran internal berbahan bakar bensin dan diesel (ICEV) ke kendaraan listrik hibrida (HEV), kendaraan listrik hibrida plug-in (PHEV), kendaraan listrik baterai (BEV) dan sel bahan bakar hidrogen. Kendaraan listrik (FCEV), dan penggunaan biofuel akan meningkat.

Laporan ini menyajikan penilaian siklus hidup (LCA) emisi GRK pada mobil penumpang dan kendaraan roda dua dengan powertrain berbeda di Indonesia. Laporan ini memperkirakan kendaraan terjual pada tahun 2023 dan kendaraan hipotetis terjual pada tahun 2030, dan mencakup emisi dari pembakaran bahan bakar, produksi bahan bakar dan listrik, pemeliharaan kendaraan, serta produksi kendaraan dan baterai. Penilaian tersebut menemukan bahwa BEV menawarkan emisi siklus hidup terendah di semua segmen dan dapat mengurangi emisi secara signifikan menuju target net-zero. Yang penting, karena campuran listrik diperkirakan akan mengalami dekarbonisasi seiring berjalannya waktu, manfaat emisi GRK untuk BEV di masa depan akan terus meningkat, seperti yang diilustrasikan pada gambar di bawah ini. Sementara itu, HEV dan PHEV tidak terlalu mengurangi emisi mobil penumpang dan kendaraan roda dua di Indonesia karena sebagian besar bergantung pada pembakaran bahan bakar fosil. Temuan ini mencerminkan tren yang sama yang diamati dalam analisis ICCD sebelumnya terhadap kendaraan di Tiongkok, Eropa, India, dan Amerika Serikat.

Gambar 14. Siklus hidup emisi GRK dari segmen A, segmen SUV, dan segmen MPV bensin ICEV dan BEV, serta skuter listrik dan mesin pembakaran yang dijual di Indonesia pada tahun 2023 dan 2030 berdasarkan skenario dasar kebijakan saat ini (nilai yang lebih tinggi) dan pengembangan sejalan dengan kebijakan tujuan pemerintah untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.

Laporan ini merupakan sumber daya yang berharga bagi para pembuat kebijakan di Indonesia, karena selain mengurangi emisi transportasi, jumlah kendaraan juga kemungkinan besar akan meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, sehingga memerlukan transisi yang tegas ke teknologi rendah karbon. Para penulis menyoroti bahwa tidak ada mobil bermesin pembakaran, HEV, atau PHEV baru yang akan dijual di Indonesia mulai sekitar tahun 2040, dengan masa pakai kendaraan lebih dari 18 tahun, dan transisi ke armada serba listrik pada tahun 2060. Selain emisi GRK, peningkatan penggunaan kendaraan listrik juga akan membantu memitigasi dampak polusi udara di kota-kota di Indonesia terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan, mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak, dan mengurangi pengeluaran pemerintah untuk subsidi bahan bakar. Karena Indonesia merupakan pemasok nikel terbesar di dunia dan memiliki cadangan bahan-bahan baterai penting lainnya yang kaya, pengembangan sektor manufaktur baterai dan kendaraan listrik dalam negeri diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan menumbuhkan perekonomian. Laporan ini mengeksplorasi opsi kebijakan untuk terus meningkatkan pangsa kendaraan listrik di Indonesia dan mendukung pengembangan rantai pasokan baterai dan kendaraan listrik dalam negeri.

READ  Praveen Pandey Wavemaker bergabung dengan Indonesia sebagai mitra utama