SINGAPURA – Singapura dan Indonesia menandatangani kerja sama perubahan iklim pada Senin (21 Maret) yang terlihat bekerja pada penelitian teknis bersih atau proyek percontohan terkait berbagai ekosistem di darat dan di laut.
Mereka dapat berbagi praktik terbaik atau mengembangkan rencana terkait penerapan Bagian 6 Perjanjian Paris, yang memungkinkan negara-negara mencapai target pengurangan emisi dengan menciptakan pasar karbon internasional.
Penetapan harga dan pasar karbon, solusi berbasis alam dan pendekatan berbasis lingkungan, teknologi dan solusi bersih serta keuangan hijau dan campuran adalah empat bidang utama di mana kedua negara akan bekerja sama.
Keuangan campuran mengacu pada kombinasi modal yang mendukung proyek berkelanjutan di negara berkembang.
Menteri Senior dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional Theo See Heen dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Koordinasi Luhut Binsar Bandhjaitan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pada hari Senin.
Kesepakatan itu dirancang menyusul penarikan pemimpin Singapura-Indonesia pada Januari tahun ini.
Sekretariat Nasional Perubahan Iklim Singapura dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia mengatakan pada hari Senin bahwa pertemuan tahunan tingkat tinggi tingkat menteri dan kelompok kerja antara pejabat senior pemerintah kedua negara akan berjanji untuk memajukan tujuan perjanjian.
Sebuah rencana kerja akan dikembangkan antara kedua negara, termasuk proyek percontohan, kolaborasi penelitian dan pertukaran teknologi.
Kedua negara akan mengeksplorasi solusi keuangan di berbagai bidang seperti skema pinjaman karbon, penangkapan dan penyimpanan karbon, serta pengembangan solusi energi terbarukan untuk mendukung dekarbonisasi regional.
Berbicara pada penandatanganan ParkRoyal Collection di Marina Bay Hotel, Mr Theo mengatakan MoU akan menciptakan peluang pertumbuhan dan lapangan kerja.
“Singapura akan terus mencari peluang untuk berkolaborasi dengan mitra regional dan internasional yang berpikiran sama untuk mengembangkan solusi baru untuk masa depan yang terkarbonisasi dan berkelanjutan.
“Kemitraan seperti itu akan membantu Singapura mencapai target nol bersih kami pada pertengahan abad ini, sambil menciptakan dan menangkap pertumbuhan hijau dan lapangan kerja baru,” kata Theo, yang memimpin Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim.
Instansi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya seperti sektor swasta dan sektor pendidikan akan terlibat dalam hubungan kedua negara.
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala