Fadley (Jakarta Post)
Batam, Kepulauan RIau
Sabtu, 25 Desember 2021
Pihak berwenang Malaysia pada Kamis menyerahkan jasad 11 orang yang tewas dalam kecelakaan kapal pada 15 Desember di lepas pantai Johor Bahru, Malaysia, kepada pihak berwenang di Badam, Kepulauan Rio, Indonesia.
Brick, kepala Biro Internasional Kepolisian Nasional. Jenderal Krishna Murthy mengatakan pada hari Kamis bahwa sisa-sisa yang diduga migran tidak berdokumen yang bepergian ke Malaysia akan diidentifikasi di Rumah Sakit Polisi Teroris Kepulauan Rio di Badam.
Setelah proses identifikasi, Badan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2MI) akan mendeportasi mereka ke kampung halamannya, kata sub-inspektur BP2MI. Jenderal Ahmed Karthiko.
Ahmed mengimbau para pekerja migran Indonesia yang ingin bekerja di Malaysia untuk waspada terhadap penyelundup.
“Jika ada warga yang menemukan calo yang memfasilitasi jalur ilegal ke Malaysia, mereka harus melaporkannya. [the brokers] Kepada pihak berwenang. Karena kejahatan terhadap TKI merupakan kejahatan luar biasa,” kata Ahmad.
Ahmed mengatakan sisa-sisa 10 korban lagi masih dalam tahanan otoritas Malaysia dan mereka akan diserahkan kepada pihak oposisi Indonesia setelah proses verifikasi.
Baca juga: Lima Jenazah Lagi Ditemukan di Kapal Malaysia Terbalik
Kementerian akan terus bekerja dengan para pemangku kepentingan untuk mencegah pekerja migran Indonesia yang tidak berdokumen melintasi perbatasan secara ilegal, kata pejabat Kementerian Luar Negeri Yudi Arden.
Desember Pada tanggal 15, sebuah kapal yang membawa sekitar 60 orang Indonesia yang mencoba memasuki Malaysia secara ilegal terbalik karena cuaca badai di lepas pantai Tanjong Palau, Johor Bahru, Malaysia. Kapal tersebut dikabarkan berangkat dari Kabupaten Karimun, Kepulauan Rio.
Badan Penegakan Maritim Malaysia menyelamatkan 20 pria dan dua wanita dari perahu yang terbalik. Setidaknya 11 orang, tujuh pria dan empat wanita, 27 hilang, kata badan tersebut.
Kecelakaan itu adalah yang terbaru dari serangkaian bencana yang tercatat di perairan antara Indonesia dan Malaysia dalam beberapa tahun terakhir, paling sering oleh kapal-kapal tugas berat yang membawa pekerja yang mencari pekerjaan di Malaysia, lapor Reuters.
Menurut Migrant CARE, sebuah kelompok hak asasi yang berbasis di Jakarta, antara 100.000 dan 200.000 orang Indonesia pergi ke Malaysia secara ilegal untuk bekerja setiap tahun, banyak di antaranya direkrut oleh pedagang manusia.
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala