7 Juni 2024
Jakarta – Duta Besar Indonesia untuk India dan Rusia mengatakan para pejabat berharap negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini bisa bergabung dengan BRICS, sehingga kelompok negara-negara berkembang tersebut mempunyai suara yang lebih kuat di panggung dunia.
Duta Besar india untuk India Ina Krishnamurti mengatakan kepada The Jakarta Post pada hari Rabu bahwa Indonesia telah menunjukkan kepemimpinannya melalui peran-peran seperti ketua Kelompok 20 untuk tahun 2022, ketua ASEAN untuk tahun 2023 dan tuan rumah Forum Air Dunia baru-baru ini.
“India yakin untuk bergabung dengan india [BRICS] Karena India memandang india sebagai salah satu negara adidaya di Indo-Pasifik,” kata Ina.
Senada dengan itu, Duta Besar Indonesia untuk Rusia Jose Tavares berbicara tentang potensi manfaat keanggotaan.
“BRICS adalah sebuah forum tersendiri,” kata Jose kepada The Post pada hari Rabu, seraya menambahkan bahwa BRICS menawarkan alternatif terhadap ketergantungan pada lembaga-lembaga yang sudah mapan.
“Masyarakat membutuhkan perlindungan terhadap mereka [issues]serta keamanan, kedaulatan dan kendali atas keuangan dan perdagangan,” kata Jose.
Namun, baik Ina maupun Jose mencatat belum ada dorongan resmi dari pemerintah Indonesia untuk mempertimbangkan kembali gagasan bergabung dengan organisasi BRICS.
BRICS, yang mewakili 25 persen produk domestik bruto global, telah berjanji untuk mendukung negara-negara berkembang dan menawarkan alternatif terhadap tatanan dunia yang didominasi oleh negara-negara Barat yang kaya.
Konfederasi ini telah berkembang sejak kontraksi awalnya, mewakili Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, dengan harapan dapat mendatangkan anggota baru dari negara-negara berkembang lainnya.
Pada KTT BRICS ke-15 pada Agustus tahun lalu, kelompok tersebut setuju untuk menerima Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Turki juga telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan blok tersebut, Reuters melaporkan pada hari Selasa.
Namun, Indonesia tidak mau mengikuti KTT BRICS tahun lalu. Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan tidak perlu terburu-buru untuk bergabung dengan kelompok nusantara dan pemerintahannya masih mempertimbangkan pro dan kontra dari keanggotaan tersebut.
Dalam pernyataan seusai menghadiri KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Presiden Jokowi mengatakan Indonesia tidak tertarik untuk mengajukan keanggotaan dan menghadiri pertemuan tersebut untuk meningkatkan solidaritas antar negara berkembang di dunia.
“Secara ekonomi, kami sedang mempelajarinya lebih dalam,” Eddie Bamboudi, wakil menteri koordinasi kerja sama ekonomi internasional di Kantor Menteri Koordinator Perekonomian, mengatakan kepada The Post pada hari Kamis.
BRICS mendirikan lembaga kreditnya sendiri pada tahun 2015 bernama New Development Bank. Bank tersebut mengatakan telah menyetujui proyek senilai USD 30 miliar di negara-negara BRICS. Beberapa orang melihatnya sebagai langkah untuk memberikan alternatif terhadap lembaga-lembaga yang didominasi Barat seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala