Jakarta (Andara) – Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan penyesuaian kebijakan untuk memitigasi dampak konflik Ukraina dan Rusia, kata Wembley Sabutra, pakar ekonomi makro dan keuangan internasional Kementerian Keuangan.
“Kami belum tahu sejauh mana volatilitasnya, tapi pemerintah siap. Buffernya sudah siap mulai sekarang,” kata Sabutra kepada Investor Forum 2022 MNC Group, Kamis.
Ia menjelaskan, kalibrasi kebijakan tersebut didasarkan pada dampak dan konsekuensi utama dari perang antara Ukraina dan Rusia yang belum terukur secara detail.
Oleh karena itu, pemerintah berusaha menyiapkan buffer.
Revisi kebijakan ini mencakup langkah-langkah untuk menutupi atau memitigasi jika konflik Ukraina-Rusia berdampak negatif bagi Indonesia.
Selain itu, kalibrasi kebijakan sedang dilakukan sebagai persiapan untuk dampak positif perang Ukraina dan Rusia terhadap Indonesia, sehingga dapat digunakan siap untuk masa-masa tersulit.
Sejauh ini, dampak konflik antara Ukraina dan Rusia dapat dilihat dalam konteks meningkatnya inflasi global dan terganggunya pasokan energi.
Dalam jangka pendek, satu hingga dua bulan ke depan, pemerintah akan memantau dampaknya terhadap pasokan karena terganggunya proses ekspor dan impor barang seperti gandum atau bahan semikonduktor.
Sabutra mencatat faktor terpenting adalah harga minyak dunia melebihi US$ 100 per barel, yang bisa mempengaruhi subsidi dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Berita Terkait: Xi, Widodo G20, Ukraina Bahas Kereta Cepat
Sementara itu, kata dia, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian untuk mengukur permintaan harga pangan di dalam negeri.
“Tentunya kita perkirakan akan ada kejutan dalam tiga sampai empat tahun ke depan,” jelasnya.
Sabudra berjanji pemerintah membuat komunikasi palsu dan mencari alternatif kebijakan untuk pengadaan pangan dan ketersediaan dalam negeri.
“Ini semua termasuk dalam pengawasan trotoar dan kebijakan kami. Kami berharap semuanya terkendali,” katanya.
Berita Terkait: Perdagangan Indonesia dengan Rusia, Ukraina Tidak Besar: PPS
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala