SVB, pemberi pinjaman utama AS untuk start-up, ambruk setelah simpanan tiba-tiba mendorong regulator untuk mengambil kendali minggu lalu. Total aset sekitar US$209 miliar sebelum keruntuhan mendadak dalam waktu 48 jam.
Selain itu, Signature Bank, bank terbesar ke-21 di AS, juga terpaksa ditutup oleh otoritas.
Pemerintahan Joe Biden telah mengambil langkah-langkah untuk membendung krisis keuangan. Itu mengeluarkan tindakan darurat untuk menjamin simpanan pelanggan SVB.
Dalam laporan OJK, Mr Ray mengatakan bahwa setelah krisis keuangan Asia pada tahun 1998, Indonesia mengambil langkah mendasar untuk memperkuat institusi, infrastruktur hukum, tata kelola dan perlindungan nasabah, menciptakan sistem perbankan yang kuat, fleksibel dan stabil.
Ia menambahkan, OJK akan terus mencermati berbagai perkembangan global dan implikasinya bagi perbankan Indonesia.
Sementara itu, Otoritas Moneter Singapura (MAS) mengatakan sistem perbankan Singapura memiliki “minor exposure” terhadap runtuhnya SVB dan Signature Bank.
Pada hari Rabu, Wakil Menteri Keuangan Malaysia Steven Sim mengatakan kepada parlemen bahwa keruntuhan SVB akan berdampak rendah dan terbatas pada institusi perbankan di negara tersebut.
The New Straits Times (NST) melaporkan bahwa Mr Sim mengatakan sistem perbankan Malaysia kompetitif, tangguh dan terus memainkan perannya sebagai perantara keuangan yang efisien.
“Dalam hal regulasi, manajemen permodalan dan likuiditas, kami memiliki regulasi yang sangat ketat,” ujarnya seperti dikutip NST.
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala