JAKARTA (Bernama-Antara): Pemerintah menargetkan meningkatkan produksi beras menjadi 35 juta ton pada tahun 2024 untuk menghindari impor, kata Menteri Pertanian Federal Arif Prasetyo Adi.
“Tahun depan saya minta Dirjen Kementerian Pertanian menyiapkan beras setara 35 juta ton,” kata Adi saat Rakernas Perpadi 2023 di Surakarta, Jawa Tengah, Senin. .
Target produksi tahun 2024 ini lebih tinggi dibandingkan target tahun 2023 sebesar 31 juta ton, ujarnya. Peningkatan tersebut untuk memastikan Indonesia tidak perlu mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Berdasarkan survei Kerangka Sampel Area (KSA), Badan Pusat Statistik memperkirakan perkiraan luas panen padi pada tahun 2023 adalah 10,20 juta hektar dengan produksi setara 53,63 juta ton padi atau 30,90 juta ton beras.
Sementara konsumsi beras diperkirakan sebesar 30,62 juta ton sehingga terjadi surplus beras sebesar 0,28 juta ton.
“Cara untuk mencapai (target) tersebut adalah dengan meningkatkan produksi padi dari 5,2 ton per hektar menjadi 5,4, 5,5 atau 5,7 ton,” ujarnya.
Ia juga mencatat, untuk mencapai target produksi tahun 2024, Kementerian bersama Dinas Pertanian seluruh Indonesia harus memastikan keberhasilan pelaksanaan musim tanam pertama tahun 2023-2024 pada November hingga Maret tahun depan.
Untuk mencapai hal ini, jaminan ketersediaan benih, pupuk, irigasi, pengendalian hama dan penyuluh pertanian merupakan hal yang sangat penting.
“Membangun ekosistem pangan yang kuat sangat penting untuk mencapai target produksi beras,” katanya.
Inisiatif lain untuk mencapai tujuan tersebut, kata Adi, adalah pemberian asuransi pertanian kepada petani dan pelaku agrobisnis.
Upaya lain yang dilakukan antara lain memastikan kesiapan pimpinan daerah dalam mengatasi permasalahan lapisan tanah bawah (subsoil) dan memberikan pengakuan atas capaian dinas pertanian di provinsi dan kabupaten yang berhasil meningkatkan produksi.
“Di Kementerian Pertanian kami menugaskan penanggung jawab daerah agar persoalan di lapangan dan permasalahan yang dihadapi petani padi segera teratasi. Jadi, peningkatan peran penyuluh juga menjadi langkah penting,” imbuhnya. – Bernama-Antara
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala