sebagai Kepulauan terbesar di dunia, Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi sumber daya lautnya. lebih dari 23,14 juta hektar Dicakup sebagai Kawasan Konservasi Laut (KKL).
Kawasan Konservasi Laut adalah kawasan yang dilindungi untuk tujuan konservasi laut. Sebagian besar kawasan ini dikelola oleh pemerintah kabupaten.
Negara ini bertujuan untuk meningkatkan total area 32,5 juta hektar sebagai KKL pada tahun 2030; Mewakili 10% dari total wilayah laut negara itu.
Namun sejauh ini, komunitas dan orang-orang telah menghindari tujuan ini.
Seiring bertambahnya jumlah kawasan lindung, Indonesia masih memiliki keluarga nelayan Yang termiskin dari yang miskin. Faktanya, statistiknya semakin tidak menunjukkan Lebih sedikit orang yang ingin tinggal di bidang ini.
Indonesia perlu meningkatkan perencanaan dan pengelolaan kawasan lindungnya untuk memastikan bahwa masyarakat pesisir diikutsertakan.
Laporan terbaru kami, “Tren Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di Indonesia: Sebuah Tinjauan”.Diterbitkan oleh World Resources Institute Indonesia, buku ini menyoroti tiga cara untuk menempatkan manusia sebagai pusat pengelolaan ekosistem laut.
Lindungi ekosistem penting
KKP dapat memberikan jaminan pekerjaan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir karena dapat memastikan produksi makanan laut yang berkelanjutan.
Untuk melakukan ini, Indonesia harus memasukkan ekosistem penting seperti mangrove, rumput laut dan terumbu karang dalam rencana konservasi lautnya.
Studi melaporkan kurang dari 20% Kawasan perlindungan laut Indonesia melindungi ekosistem penting.
Hal ini dapat membahayakan ekosistem esensial. Di pulau Jawa yang padat penduduknya, Misalnya, hutan bakau di kawasan yang tidak dilindungi mengalami deforestasi dan degradasi skala besar.
Konsekuensinya mengerikan: Menurut penelitian terbaruPeningkatan 1% hilangnya mangrove di Indonesia akan mengakibatkan penurunan pendapatan rumah tangga nelayan tahunan antara 5,3% dan 9,3%.
Kawasan lindung yang ditunjuk akan meningkatkan mata pencaharian masyarakat sambil menciptakan peluang untuk memulihkan ekosistem yang terdegradasi. Misalnya mangrove di kawasan lindung di Belitung (sebuah pulau di Sumatera Tenggara) berhasil direstorasi. Sekarang menghasilkan pekerjaan melalui akuakultur dan pariwisata.
Koordinasi pengelolaan kawasan lindung dan zona penangkapan ikan
Kawasan lindung penting untuk perikanan berkelanjutan dan menguntungkan nelayan skala kecil.
Perikanan berkelanjutan harus menjaga keseimbangan antara konservasi dan profitabilitas.
Untuk melakukan itu, Indonesia secara teratur menetapkan kawasan lindung yang dipimpin pemerintah atau kawasan lindung dengan tingkat perlindungan lain di dalam zona penangkapan ikannya.
Saat ini, proporsi kawasan lindung di daerah penangkapan ikan yang penting sangat rendah.
di lokasi Kemampuan mancingnya bagus seperti Maluku dan Naduna Hanya sebagian kecil wilayah yang masing-masing berada di Indonesia bagian barat dan timur (masing-masing 7,7% dan 7,2%) ditetapkan sebagai kawasan lindung.
Indonesia mengubah strategi pengelolaan perikanannya untuk fokus pada ikan yang lebih menguntungkan seperti tuna, tetapi tidak berhasil. Dalam mencegah overfishing. Sebaliknya, negara mengadopsi pendekatan baru untuk meningkatkan pengelolaan perikanan dan melindungi sumber daya untuk masa depan Dengan mempertimbangkan faktor lingkungan.
Promosikan area pendukung lainnya
Indonesia juga harus memperluas upaya konservasi untuk merangkul praktik penangkapan ikan tradisional.
Misalnya, di Indonesia bagian timur, memancing disebut ritual Sashi Atau melarang eksploitasi sumber daya alam untuk jangka waktu tertentu.
Sebuah komunitas di desa Popisi di Sulawesi Tengah mengelola Untuk memanen gurita secara berkelanjutan Dengan menutup sementara tempat penangkapan ikan.
Di Sekaroh, Lombok, Nusa Tenggara Barat, masyarakat berhasil mempraktikkannya awig-awig Hukum. Ini termasuk pembagian keuntungan dan pengaturan daerah tangkapan untuk memastikan ketersediaan teripang yang berkelanjutan.
Pemerintah harus mengintegrasikan penerapan praktik-praktik ini ke dalam pengelolaan KKL.
Pendekatan ini akan memastikan keberlanjutan jangka panjang, melindungi warisan budaya, dan menjaga kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada sumber daya ini.
Pendekatan terpadu konservasi laut, melalui jejaring kawasan lindung, dapat mendorong kerja sama antar kawasan, mengurangi konflik kepentingan, mengakomodasi keragaman adat dan kearifan lokal, serta memfasilitasi berbagi pengetahuan.
Pendekatan ini akan menghasilkan hasil konservasi laut yang lebih efektif di Indonesia, yang akan bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat setempat.
Otoritas nasional dan regional harus meningkatkan pengelolaan KKP. Ini termasuk mengatasi tantangan operasional seperti pendanaan yang tidak memadai, program pelatihan yang tidak memadai, dan keterbatasan staf—semuanya disoroti. Dalam laporan kami.
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala