KUALA LUMPUR: Setidaknya 10 perusahaan lokal sedang menjajaki kemungkinan berinvestasi di Proyek Ibukota Nusantara baru di Indonesia, kata Datuk Seri Anwar Ibrahim.
Menyusul diskusi baru-baru ini antara pemerintah Malaysia dan Indonesia, Perdana Menteri mengatakan setidaknya sepuluh perusahaan diharapkan untuk berpartisipasi.
Dia mengatakan, perusahaan-perusahaan itu termasuk Tenaga Nasional Bhd (TNB) dan Telecom Malaysia, dan salah satu dari sepuluh perusahaan itu berasal dari Sarawak.
“Dalam hal ini, saya telah mengatakan kepada perdana menteri Sarawak bahwa hal-hal seperti itu akan dikoordinasikan dengan pemerintah negara bagian karena memastikan itu akan sangat efektif,” kata Anwar.
Dia menjawab pertanyaan pelengkap Yusuf Abd Wahab (GPS-Tanjung Manis) tentang keterlibatan perusahaan Malaysia dalam pembangunan Nusantara, ibu kota baru Indonesia.
Anwar mengatakan, partisipasi perusahaan akan menjadikan Sabah dan Sarawak sebagai basis strategis dalam inisiatif Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Filippines East ASEAN Development Area (BIMP-EAGA).
“Presiden Indonesia Joko Widodo, di antara negara-negara ASEAN, Malaysia dipandang paling maju dan paling aktif dalam hal kerja sama ini. Bagi kami, sinergi itu saling menguntungkan kedua negara,” ujarnya.
Dia mengatakan proyek-proyek semacam itu – terutama yang melibatkan gas – akan dipelopori oleh pemerintah Sarawak karena secara geografis dekat dengan Nusantara.
“Karena ketika pipa gas itu difasilitasi (oleh Sarawak) untuk proyek Nusantara, Presiden Jokowi melihatnya sebagai pendekatan terbaik. Ini investasi yang menarik bagi kami, termasuk Sarawak,” tambah Anwar.
“Saya percaya bahwa melalui berbagai inisiatif baru dari pemerintah negara bagian Sarawak, Kehendak Tuhan (BIMP-EAGA) akan menjadi katalis untuk pembangunan lebih lanjut di kawasan ini,” kata Perdana Menteri.
Untuk pertanyaan pembuka, Anwar mengatakan bahwa pemerintah federal akan mengoordinasikan secara erat semua pengembangan proyek dengan pemerintah Sabah dan Sarawak, menambahkan bahwa Wakil Perdana Menteri II Datuk Seri Fadilla Yusof akan menjadi koordinator utama.
Anwar mengatakan RM1 miliar telah dialokasikan untuk hal-hal terkait perbatasan dalam hal infrastruktur dasar termasuk kompleks Imigrasi, Bea Cukai, Karantina dan Keamanan (ICQS), pos kontrol dan tempat imigrasi di perbatasan Sarawak.
“Namun saya ingin menekankan bahwa dalam hal strategi, terutama dengan Sabah dan Sarawak, kami akan menjadi yang terdepan dalam perumusan dan implementasi strategis di berbagai sektor seperti kendaraan elektronik (EV), hidrogen, amonia. Kami boleh bangga,” kata Anwar.
Ditanya oleh Datuk Mumtaz Md Navi (PN-Tumpat) tentang upaya untuk menjalin lebih banyak kontak orang-ke-orang antara Sabah dan Sarawak dan Nusantara yang akan datang, Anwar setuju bahwa harus ada rencana aktif untuk tujuan tersebut.
“Kita harus siap untuk mendapatkan lebih banyak kerjasama dalam hal perguruan tinggi, pemuda, organisasi non-pemerintah, organisasi Islam dan pemerintah negara dan organisasi non-pemerintah sehingga lebih banyak kerjasama dapat dicapai. Hal ini harus menjadi perhatian,” ujarnya. dikatakan. .
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala