Rita Aditya Nugraha dan Pengembangan Air (Jakarta Post)
Premium
Jakarta / Antwerpen
Rabu, 29 Desember 2021
“Badai sempurna” yang melanda Garuda Indonesia belum berakhir. Campuran beracun dari biaya overhead yang tinggi secara historis dan biaya sewa angkatan laut yang tinggi, persaingan domestik dan internasional yang ketat, dan epidemi COVID-19 saat ini jauh dari perusahaan.
Seiring waktu situasi tampaknya menjadi gelap. Dalam skenario Garuda Indonesia baru-baru ini, telah ditangguhkan pembayaran utang (PKPU), yang menyebabkan proses negosiasi kontrak yang sulit dengan penyewa asing. Situasi saat ini tidak akan berubah tanpa restrukturisasi dan negosiasi yang signifikan.
Garuda membutuhkan langkah penting untuk memulihkan Indonesia dari abu, yang tidak bisa dihindari saat ini.
Baca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Rp 55.000 / bulan ke atas
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- E-Post adalah surat kabar digital harian
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- Akses khusus ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Berita Terkait
Anda mungkin juga menyukai:
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala