September 8, 2024

Review Bekasi

Temukan Berita & berita utama terbaru tentang INDONESIA. Dapatkan informasi lebih lanjut tentang INDONESIA

Rakyat Indonesia berduka atas kehilangan ‘ayah penguasa’ tercinta Hariadi Kartodiharjo

Rakyat Indonesia berduka atas kehilangan ‘ayah penguasa’ tercinta Hariadi Kartodiharjo
  • Penulis sekaligus Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Hariyadi Kartodiharjo, meninggal dunia pada usia 66 tahun di Pokor, Provinsi Jawa Barat.
  • Hariyadi adalah komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang menyelidiki konflik tanah adat di Indonesia yang terjadi selama lima bulan pada tahun 2015.
  • Hariyadi, yang dikenal oleh orang-orang terdekatnya sebagai “Profesor HK”, adalah seorang pembela hak-hak masyarakat adat yang populer dan telah menerbitkan beberapa penelitian tentang korupsi dan tata kelola kehutanan di Indonesia.

BOKOR, Indonesia – Pada Minggu, 2 Juni, acara duka cita digelar di rumah Prof. Hariyadi Kartodiharjo di Kelurahan Bubulak, dekat Kota Pokor, Jakarta Selatan.

Hariyadi yang akrab disapa “Profesor HK” lahir pada tanggal 24 April 1958 di Jombang, Provinsi Jawa Timur, dan meninggal pada usia 66 tahun. Salat juga diadakan di Masjid Al Fitrodus Syafiya untuk menghormati pendahulu Haryadi, Haryadi. Advokat terkemuka untuk pengelolaan hutan dan hak-hak masyarakat adat di Indonesia.

Putra sulung Hariyadi, Reza Gardodiharjo mengatakan, ayahnya meninggal menjelang subuh pada 2 Juni lalu. Malam sebelumnya saat dia sedang makan bersama istrinya, dia tampak bersemangat hingga kondisinya memburuk dalam semalam.

Hariyadi memberi nasihat kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia dan lembaga antikorupsi, KPK. Beliau adalah penulis buku tentang tata kelola kehutanan dan telah menerbitkan banyak artikel di jurnal akademis.

Bukunya tahun 2021, Dosa dan masa depan planet kita, Mengeksplorasi tema-tema teknologi dan pengawasan demokratis terhadap hutan Indonesia.

Pada tahun 2015, Hariyadi menjadi komisioner penyelidikan nasional yang dibentuk oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Komnas HAM, mengenai konflik antara masyarakat adat dan negara di kawasan hutan. Persidangan ini merupakan tindak lanjut dari keputusan Mahkamah Konstitusi pada tahun 2013 yang menegaskan hak-hak masyarakat adat atas hutan tradisional mereka.

READ  Puluhan orang tewas dan puluhan jenazah ditemukan setelah rumah terendam banjir bandang di Indonesia
Duka dirasakan pada pemakaman Hariadi Kartodiharjo di Pokur. Foto oleh Krist Pelzeran/Mangabay Indonesia

Selama kurun waktu lima bulan, Hariadi mendengarkan kesaksian puluhan komunitas dalam serangkaian audiensi yang digelar di masing-masing wilayah Tanah Air. Bagaimana masyarakat adat kehilangan akses terhadap hutan tradisional mereka atau menghadapi pelecehan dari aktor negara dan non-negara.

Naresworo Nugroho, dekan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Pokor (IPB), universitas kehutanan terkemuka di Indonesia, mengatakan Hariyadi adalah tokoh kunci di universitas tempat ia belajar dan mengajar.

“Atas nama keluarga besar IPB Kehutanan, saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Profesor Hariyadi Kartodiharjo,” kata Naresworo.

Karir akademis Hariyadi dimulai di IPB, dimana ia menyelesaikan gelar Sarjana Teknologi Hasil Hutan pada tahun 1981. Beliau kemudian lulus dari kampus yang sama dengan gelar Master of Science di bidang Ilmu Kehutanan pada tahun 1989. Pada tahun 1998, ia mempertahankan tesis doktoralnya, “Peningkatan Kinerja Usaha Hutan Produktif Alam melalui Struktur Organisasi.”

Penelitian master Hariyadi mencakup studi tentang kesiapan regional untuk mengatasi korupsi dalam implementasi REDD+ (“Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan di Negara Berkembang”), yang diawasi oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim.

Ia juga telah menerbitkan penelitian mengenai tata kelola industri perkebunan kelapa sawit dan analisis penilaian risiko korupsi pada pohon komersial di provinsi Kalimantan Timur.

Linda Rosalina, alumni IPP dan saat ini menjabat sebagai direktur eksekutif kelompok masyarakat sipil Transformasi untuk Keadilan (TuK) Indonesia, mengatakan Hariyadi mempengaruhi generasi pelajar.

“Profesor HK adalah profesor yang berpengalaman,” kata Linda. “Beliau sangat menghormati para pemuda.… Bahkan kita yang masih muda pun terkadang merasa malu dengan energi luar biasa yang dimiliki Profesor HK.

Kiprah Hariyadi memberikan pengaruh penting terhadap kiprah yang dilakukan TuK Indonesia. Misalnya, kelompok masyarakat sipil fokus pada penerbitan laporan pinjaman lembaga keuangan kepada perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam deforestasi di Indonesia, seperti yang ditekankan Hariyadi.

READ  Vietnam memutuskan untuk mengenakan pajak antikonsentrasi pada MSG dari Indonesia dan China - Perdagangan dan Investasi Internasional
Para pelayat di rumah duka Profesor Hariadi Kartodiharjo.  Foto oleh Krist Belzeren/Mongabay Indonesia
Para pelayat di pemakaman Hariadi Kartodiharjo. Foto oleh Krist Belzeren/Mongabay Indonesia.

“Menurut Profesor HK, pemberian modal pada deforestasi berkontribusi terhadap deforestasi,” kata Linda. “Ilmu kehutanan kini bersifat interdisipliner, bukan lagi multidisipliner.”

Hariadi telah melakukan advokasi terhadap kelompok minoritas sepanjang karirnya, konsisten dengan perannya dalam penyelidikan Komnas HAM mengenai hak-hak suku.

Sandra Moniaga, yang menjabat sebagai Komisioner HAM Komanas pada tahun 2012-2022, mengatakan Hariyadi adalah tokoh kunci dalam meningkatkan pentingnya hak asasi manusia di hutan negara. Pada tahun 2023, Hariyadi ditunjuk sebagai Ketua Satuan Tugas Reforma Agraria yang dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia, Mahfut MD, calon wakil presiden pada pemilu Februari di Indonesia.

“Profesor Hariyadi benar-benar orang yang menghormati hak asasi manusia,” kata Moniaga kepada Mongabe Indonesia. “Saya sudah bekerja dengannya selama lebih dari 30 tahun, jadi saya tahu perjalanan hidupnya yang begitu banyak memberikan kontribusi bagi ilmu kehutanan.”

Hariadi dikenal oleh banyak orang sebagai peneliti akademis dan advokat publik, namun ia juga seorang veteran di bidangnya dan tidak takut jika sepatunya terkena lumpur. Pada tahun 1993, ia bergabung dengan sekelompok warga yang memprotes perusakan hutan bakau di Lampung Timur, Pulau Sumatera.

Henning Barlan, wakil ketua Dewan Lingkungan Hidup Muhammadiyah, organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, menyebut Hariyadi sebagai negarawan senior di sektor kehutanan Indonesia.

“Kami menganggapnya sebagai bapak rezim,” kata Henning Mongabe kepada Indonesia.

Gambar Spanduk: Foto Hariadi Cardodiharjo, diambil dari laman Facebooknya.

Kisah ini dilaporkan dan pertama kali diterbitkan oleh tim Mongabay di Indonesia Di Sini pada kita situs indonesia Pada tanggal 2 Juni 2024.

Tekanan meningkat pada bank-bank untuk mengakhiri bisnis dengan raksasa batubara Indonesia, Ataro