TEHERAN – Direktur Jenderal Organisasi Promosi Perdagangan (TPO) Kantor Asia Timur-Pasifik Iran mengumumkan bahwa Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) antara Iran dan Indonesia akan segera berlaku untuk meningkatkan hubungan perdagangan-ekonomi.
Kantor berita Mehr melaporkan, Kaveh Thaliri mengatakan Indonesia merupakan pasar yang menguntungkan bagi produk Iran.
Dia mengatakan bahwa meningkatkan pertukaran perdagangan dan kerja sama antara kedua negara adalah tujuan utama di balik penandatanganan perjanjian tersebut dan memudahkan proses negara-negara memasuki pasar satu sama lain dengan mempertimbangkan konsesi tarif.
Kedua negara bermaksud membentuk Komite Bersama untuk Implementasi Perjanjian Perdagangan Preferensial, yang akan memantau dan memperbarui daftar dan konsesi yang dipertimbangkan bersama oleh Iran dan Indonesia.
Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, sehingga negara Asia Tenggara ini merupakan pasar yang baik dan menguntungkan bagi produk-produk Iran, tegas Daliri.
Dirjen menegaskan, setelah penandatanganan Preferential Trade Agreement, volume perdagangan kedua negara akan meningkat secara signifikan.
Pejabat TPOI itu menambahkan, bahan baku produk kuliner, produk berbahan dasar minyak, alat kesehatan bernilai tambah tinggi, dan komponen elektronik termasuk di antara barang ekspor yang dianggap kedua belah pihak sebagai potongan harga.
Sebelumnya pada 17 Mei, parlemen Iran menyetujui undang-undang anti-terorisme dengan Indonesia. Anggota parlemen mengesahkan rancangan undang-undang tentang perjanjian perdagangan preferensial antara Iran dan Indonesia setelah memperdebatkan laporan komisi ekonomi parlemen.
PTA ditandatangani antara Presiden Iran Ibrahim Raisi dan Presiden Indonesia Joko Widodo di Jakarta pada 23 Mei 2023.
Melalui akun resmi X-nya, Wakil Menteri Pertanian Iran Alireza Beimanbak memuji perjanjian tersebut sebagai PTA pertama dengan negara Asia-Pasifik.
Indonesia merupakan salah satu pasar konsumen dunia dan pasar negara tersebut merupakan tujuan utama produk ekspor banyak negara. Mengingat keanggotaan Indonesia di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan rendahnya tarif impor ke negara ini, Iran dapat memanfaatkan posisi ekonomi Indonesia untuk memperluas perdagangannya dengan negara tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mulai menandatangani perjanjian perdagangan preferensial dengan negara lain untuk memperluas hubungan ekonominya dengan menurunkan tarif pajak. Contoh nyata dari kebijakan ini adalah perjanjian perdagangan dengan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) dan Pakistan, yang mensyaratkan tarif nol pada setidaknya 100 produk.
Data perdagangan Iran dengan Indonesia selama satu dekade terakhir menunjukkan bahwa puncak hubungan dagang Iran dengan negara ini terjadi pada tahun 1400 kalender Iran (berakhir pada tanggal 20 Maret 2022), yang mungkin merupakan titik balik dalam sejarah perdagangan. . Dua negara.
10 Tahun Ekspor Iran ke Indonesia Pada tahun 1400, nilai ekspor ke Indonesia tertinggi terjadi dalam sepuluh tahun terakhir, yaitu sebesar $1,081 miliar.
Ekspor Iran ke Indonesia menunjukkan tren peningkatan dalam sepuluh tahun terakhir, seiring dengan peningkatan ekspor ke negara ini dari 60 juta dolar pada tahun 1392 menjadi lebih dari satu miliar dolar pada tahun 1400. Hal ini merupakan tanda potensi hubungan kedua negara. Di bidang ekonomi.
EF/
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala