Pertanian saat ini tidak dianggap sebagai bisnis yang menggiurkan oleh generasi muda di Indonesia karena dianggap ‘tidak dapat diandalkan’ atau ‘tidak berharga’.
Sektor pertanian, sebagai pemasok makanan, membutuhkan anggota dari generasi muda untuk berfungsi dengan organisasi yang selalu berubah.
Citra ‘jadul’ atau kuno yang terkait dengan pertanian menyebabkan generasi muda mengabaikan bidang itu ketika memilih karier. mereka.
Sementara itu, isu krisis pangan telah memaksa pertumbuhan sektor pertanian. Food and Agriculture Organization (FAO) sebelumnya menyebut 27 negara berisiko mengalami krisis pangan akibat epidemi Pemerintah-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun.
Sebuah studi baru-baru ini oleh FAO dan Program Pangan Dunia (WFP) menunjukkan bahwa epidemi global memperburuk situasi pangan di negara-negara yang rentan terhadap krisis dan kelaparan sebelumnya. Tidak ada yang lolos dari krisis pangan, FAO dan WFP telah memperingatkan.
Untuk itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian terus berupaya mencetak petani muda di berbagai daerah di tanah air karena peran serta generasi muda diharapkan dapat meningkatkan pertanian dan produktivitas modern.
Menteri Pertanian Saihrul Yassin Limbo dalam beberapa kesempatan menyerukan partisipasi petani muda dalam pembangunan sektor pertanian di Indonesia.
Ia berharap kehadiran petani muda di tanah air akan memicu munculnya inovasi-inovasi yang akan mendukung pengembangan pertanian modern dalam upaya mewujudkan swasembada pangan.
Sementara itu, Teddy Noorsyamsi, Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (PPPSDMP), menekankan pentingnya terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian melalui kaderisasi petani.
Dia menegaskan, pihaknya telah melakukan upaya kebangkitan petani melalui Balai Diklat Pertanian dan Politeknik Pengembangan Pertanian.
Intinya, mengajak semua pihak untuk bekerja menciptakan pencari kerja dan pengusaha yang mau meningkatkan kreativitas dan produktivitas khususnya di sektor pertanian, ujarnya.
Untuk mempercepat pencapaian tujuan tersebut, PPIU (Bagian Pelaksanaan Rencana Provinsi) Jawa Timur, misalnya, baru-baru ini meluncurkan Forum Multi Stakeholder Kabupaten (DMSF) di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Paciton.
Forum ini untuk interaksi lebih lanjut dengan proyek-proyek seperti program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS).
YESS merupakan proyek hasil kerjasama antara Kementerian Pertanian dan International Fund for Agricultural Development (IFAD). Ini bertujuan untuk mengembangkan wirausahawan muda modern, mandiri dan berbakat serta pekerja pertanian terampil di sektor pertanian.
Sekretaris Daerah Pacitan Heru Wiwoho mengatakan sangat mendukung proyek YESS karena sejalan dengan rencana pembangunan daerah dan pekerjaan pemerintah kabupaten Pacitan. Salah satu tugas pemerintah kabupaten adalah mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor pertanian, pariwisata, dan sektor unggulan lainnya.
Kerjasama, kerjasama dan koordinasi antar semua pihak sangat diperlukan, karena Pemkab Paciton tidak akan dapat mencapai tujuan tersebut tanpa dukungan dari para pemangku kepentingan, ujarnya.
Ia berharap forum DMSF dapat membantu mengkoordinir pelaksanaan Program Kewirausahaan Pemuda khususnya di bidang pertanian.
program YA
YESS adalah proyek untuk petani muda dan salah satu tujuannya adalah untuk memodernisasi sektor pertanian. Proyek ini telah diterima dengan baik di banyak bagian negara.
Misalnya, Pamuji, Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Pacedan, mengatakan pemerintah kabupaten siap untuk mempromosikan program YESS untuk memungkinkan kaum muda menjadi wirausahawan mandiri di bidang pertanian.
Sementara itu, Dr Andy Warnen, Wakil Direktur Politeknik Pengembangan Pertanian (Polbongton) Malang, mengatakan proyek YESS merupakan program kewirausahaan dan ketenagakerjaan di sektor pertanian yang dilaksanakan karena kurangnya pekerjaan atau minat di kalangan pemuda. Untuk mengejar karir di bidang pertanian.
Proyek ini diyakini dapat meningkatkan minat generasi muda untuk bekerja sebagai pekerja atau pengusaha di sektor pertanian, katanya.
Program YESS membantu kaum muda melalui berbagai kegiatan, termasuk pelatihan untuk mengembangkan potensi mereka, katanya. Ini memberikan akses subsidi yang kompetitif untuk memotivasi generasi muda yang ingin menjadi pengusaha di sektor pertanian, katanya.
Ia menambahkan, program YESS memiliki koordinator, fasilitator, mentor dan financial advisor yang dapat mendampingi peserta dalam berwirausaha.
Selain itu, ada penyedia layanan pengembangan bisnis (BDSP) dengan pusat konsultasi pertanian dan pusat pelatihan pertanian pedesaan yang bertindak sebagai klinik konsultasi agribisnis, kata Warne.
Dikatakannya, bekerja sama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD), Kementerian Pertanian berupaya mencetak wirausahawan muda yang tangguh dan berkualitas berusia 17-39 tahun melalui program YESS.
Empat provinsi percontohan berpartisipasi dalam proyek ini – Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, katanya.
Dia mengatakan proyek YESS bertujuan untuk menghasilkan 5.000 petani dari tiga kabupaten Kalimantan Selatan, Banjar, Dhana Lot dan Dhana Pumpu. Sejauh ini, Rs 3 miliar telah disalurkan kepada sekitar dua ribu penerima manfaat di bawah skema, katanya.
Dari sana, para petani muda yang lahir sebagai pilar pertanian modern diharapkan mampu mendukung ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat di tanah air.
Berita Terkait: Djokovic Dorong Peningkatan Kualitas Petani Muda di Papua Barat
Berita Terkait: Menkeu ajak generasi milenial jadi petani, petani
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala