Desember 23, 2024

Review Bekasi

Temukan Berita & berita utama terbaru tentang INDONESIA. Dapatkan informasi lebih lanjut tentang INDONESIA

Pendekatan lokal diperlukan untuk meningkatkan vaksinasi hepatitis B di Indonesia

Pengetahuan tentang risiko infeksi menghasilkan tingkat yang lebih tinggi virus hepatitis B ((HBV) kepatuhan vaksin infeksi di Indonesia, menurut penelitian baru.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Putri Pungsu Makhmud, Institut Epidemiologi Medis, Biometrik dan Informatika (IMEPI), Pusat Interdisipliner Ilmu Kesehatan, Universitatclinicum Halle (Saale), Fakultas Kedokteran Halle-Wittenberg, Universitas Martin-Luther, mengevaluasi faktor-faktor tersebut. Mempertimbangkan perbedaan budaya dan geografis terkait dengan kesediaan untuk divaksinasi hepatitis B di Indonesia.

Kepatuhan yang rendah terhadap vaksin HBV

Kebanyakan orang dengan infeksi hepatitis B kronis tidak benar-benar tahu bahwa mereka terinfeksi. Namun, hal ini dapat menyebabkan infeksi hepatitis B tidak diketahui dan tidak terdiagnosis sampai virus telah menyebabkan kerusakan hati yang parah.

Di Indonesia, sejak tahun 1997 telah ada hepatitis B dosis nol untuk bayi baru lahir, diikuti 3 dosis tambahan untuk bayi.

“Namun, cakupan vaksin hepatitis B secara keseluruhan rendah (kurang dari 70% untuk setiap dosis) dengan perbedaan substansial antar provinsi,” tulis para penulis. “Perbedaan ini mungkin karena keadaan budaya dan politik serta sejarah yang berbeda di setiap provinsi.”

studi

Dalam survei cross-sectional berbasis institusi, peneliti mencari responden di 16 puskesmas. Hasil distratifikasi menurut provinsi menggunakan model regresi logistik multivariabel untuk mengestimasi variabel yang terkait dengan kesediaan menerima vaksin hepatitis B. Peneliti membandingkan hasil dari 2 provinsi di Indonesia – Aceh dan Yogyakarta.

Survei dilakukan antara Februari dan Maret 2020 dan petugas kesehatan serta pasien rawat jalan diikutsertakan dalam penelitian ini.

perasaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang berasal dari Yogyakarta memiliki pengetahuan dan persepsi risiko hepatitis B yang lebih tinggi. Kelompok ini lebih bersedia divaksinasi dibandingkan peserta asal Aceh.

Mereka juga menemukan bahwa persepsi berisiko tinggi terhadap HBV dikaitkan dengan kesediaan untuk melakukan vaksinasi hepatitis B pada peserta dari kedua provinsi.

Selain itu, pengetahuan yang adil dan tinggi tentang hepatitis, infeksi dan vaksinasi, perempuan, dan asuransi kesehatan yang menanggung biaya vaksinasi dikaitkan dengan kesediaan untuk memvaksinasi individu di Yogyakarta.

Untuk kohort Aceh, petugas layanan kesehatan di unit berisiko tinggi untuk hepatitis B lebih mungkin divaksinasi dibandingkan dengan petugas layanan kesehatan yang tidak berisiko tinggi.

“Penelitian ini juga menyoroti perlunya pendekatan berbasis budaya yang disesuaikan secara lokal untuk meningkatkan program vaksinasi hepatitis B dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan keinginan untuk divaksinasi hepatitis B di Aceh dan Yogyakarta,” tulis para penulis.

belajar,”Memahami preferensi vaksin hepatitis B dewasa di Indonesia: survei pada pasien rawat jalan dan petugas kesehatan di puskesmas,” diterbitkan secara online di Jurnal Kesehatan Masyarakat.