Ringkasan
Pada tahun 2022, Indonesia terus pulih dari dampak buruk COVID-19 terhadap ekonomi, ketahanan pangan, mata pencaharian, dan gizi. Namun, dampak bencana alam, perubahan iklim, dan inflasi global mengganggu sistem pangan dan memengaruhi kehidupan mereka yang berisiko rawan pangan, terutama remaja putri, ibu hamil dan menyusui.
Untuk mengatasinya, WFP terlibat dalam dialog kebijakan dan memberikan bantuan teknis untuk mendukung rencana pemerintah dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2: Nol Kelaparan dan SDG 17: Kemitraan untuk Tujuan sebagai bagian dari Rencana Strategis Negara (CSP) WFP 2021- 2025. Ini telah mengembangkan analisis ketahanan pangan dan nutrisi berbasis bukti, serta mengembangkan rekomendasi untuk meningkatkan ketahanan pasokan pangan, sistem manajemen risiko iklim dan bencana, dan inovasi untuk mengatasi malnutrisi.
Rencana strategis negara ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 pemerintah dan Kerangka Kerja Sama Pembangunan Berkelanjutan PBB untuk Indonesia 2021-2025. Terlepas dari kendala keuangan, WFP memberikan hasil pada ketiga hasil strategis CSP.
Di bawah Hasil Strategis 1, WFP bermitra dengan Kementerian Sosial, Badan Pangan Nasional dan Badan Pusat Statistik untuk meningkatkan kualitas bukti ketahanan pangan dan gizi. Ini telah berkontribusi untuk memperkuat hubungan antara sistem pemerintah dan basis data untuk mengurangi dampak bencana alam dan perubahan iklim. Melalui advokasi, WFP memainkan peran integral dalam mengeluarkan mandat pemerintah yang memastikan penggunaan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan, alat utama bagi pembuat kebijakan untuk mengidentifikasi area rentan untuk program pemerintah.
Di bawah Hasil Strategis 2, WFP bekerja sama erat dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. WFP memobilisasi pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi peluang guna meningkatkan ketahanan pasokan pangan dan memperluas akses dan keterjangkauan pangan sehat bagi orang-orang yang paling rentan terhadap kerawanan pangan. Dengan dukungan dari WFP, Badan Penanggulangan Bencana Nasional dan Kamar Dagang menandatangani Nota Kesepahaman, memperkuat kerangka peraturan untuk kemitraan publik-swasta dalam kesiapsiagaan dan tanggap bencana.
Di bawah Hasil Strategis 3, WFP mendukung Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kampanye digital #KerenDimakan (Cool to Eat) sebagai bagian dari gerakan sosial hidup sehat yang lebih besar. Kampanye yang dikembangkan bersama oleh Kementerian dan WFP ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan praktik remaja tentang kebiasaan makan yang sehat. Pada tahun 2022, WFP dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional mulai mengimplementasikan Rencana Aksi Bersama Fortifikasi Padi 2022-2024. Selain itu, WFP bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan melakukan dialog kebijakan strategis untuk membangun pemahaman bersama tentang gizi anak usia sekolah dan mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pembangunan. Kesejahteraan anak usia sekolah dan remaja.
Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 17, WFP terus mengembangkan inisiatif South-South and Triangular Cooperation (SSTC). WFP memfasilitasi Acara Pembelajaran Sejawat SSTC tentang Keterlibatan Pemuda dalam Kesiapsiagaan dan Tanggap Bencana antara Kementerian Sosial Indonesia dan Kementerian Penanggulangan Bencana dan Penanggulangan Bencana Bangladesh. WFP Indonesia dan WFP Jordan bersama-sama memfasilitasi pertukaran virtual SSTC tentang analisis dampak dan pemantauan risiko dengan fokus pada kekeringan. Selanjutnya, WFP memfasilitasi kunjungan perwakilan Pusat Keamanan dan Manajemen Krisis Nasional Yordania ke Indonesia.
Hasil ini dimungkinkan oleh kontribusi dari Pemerintah Indonesia, Dana SDG Bersama PBB, Pemerintah Australia, Dana Peluang Selatan-Selatan Covid-19 WFP, Dana Pendamping Donor Berkembang WFP, Komite Alokasi Sumber Daya Strategis WFP dan Komite Eropa Perlindungan Sipil. dan operasi bantuan kemanusiaan bekerjasama dengan United Nations Children’s Fund. WFP melanjutkan kemitraannya dengan sektor swasta, dengan Cargill untuk memperkuat nutrisi bagi anak usia sekolah, dengan DSM untuk meningkatkan keterjangkauan beras fortifikasi, dan dengan Bank Pembangunan Asia untuk meningkatkan akses fortifikasi beras pascapanen. WFP Indonesia juga menerima pendanaan dari Google.org melalui WFP USA untuk mendukung peningkatan kapasitas analisis terhadap risiko perubahan iklim.
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala