Ringkasan
Pada tahun 2021 WFP meluncurkan Rencana Strategis Negara (CSP) lima tahun kedua untuk Indonesia. Pada pertengahan tahun 2021, Indonesia menghadapi gelombang dahsyat COVID-19 yang memengaruhi kesehatan, ekonomi, mata pencaharian, ketahanan pangan, dan gizi secara keseluruhan. Menurunnya daya beli meningkatkan ketidakterjangkauan pangan dan pangan bergizi.[1]. Selain itu, dampak bencana alam dan perubahan iklim terus mengganggu sistem pangan. Hal ini memperburuk kerentanan mereka yang sudah berisiko mengalami kerawanan pangan dan malnutrisi, khususnya remaja putri dan ibu hamil dan menyusui. Melalui CSP, WFP terlibat dalam dialog kebijakan dan memberikan bantuan teknis untuk mendukung agenda pemerintah menuju Sustainable Development Goals (SDG) 2, Zero Hunger, dan SDG 17, Partnerships for Goals. Area fokus meliputi peningkatan data dan analitik untuk menginformasikan sistem peringatan dini, koordinasi dan kemitraan publik-swasta untuk kesiapsiagaan dan tanggap bencana, memperkuat jaminan sosial yang sensitif terhadap nutrisi dan mengintegrasikan nutrisi ke dalam Program Kesehatan Sekolah Nasional. Kegiatan WFP di bidang-bidang ini berkontribusi pada pemahaman, rekomendasi, dan tanggapan berbasis buktinya sendiri dan Pemerintah. CSP selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Pemerintah 2020-2024 untuk Indonesia dan Kerangka Kerja Sama Pembangunan Berkelanjutan PBB 2021-2025. Terlepas dari kendala keuangan dan pandemi COVID-19, WFP memberikan hasil pada tahun 2021 untuk ketiga hasil strategis CSP. Di bawah Hasil Strategis 1, WFP membantu Kementerian Sosial mengembangkan sistem informasi mitigasi bencana dan menghasilkan data tentang orang-orang yang rentan terhadap bencana dan membutuhkan bantuan sosial. WFP membantu Kementerian Pertanian dalam menyiapkan peta ketahanan dan kerentanan pangan. Bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan, WFP menyelesaikan Analisis Kesenjangan Nutrisi, yang menyoroti ketidakterjangkauan makanan bergizi di seluruh Indonesia dengan kesenjangan geografis yang signifikan. Di bawah Hasil Strategis 2, WFP mendukung Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Kementerian Sosial untuk mengembangkan kapasitas klaster nasional dan sub-nasional serta tim teknis dan koordinasi untuk mempersiapkan dan menanggapi bencana, termasuk puncak Covid-19. . Selain itu, WFP memperkuat relawan berbasis komunitas Kementerian Sosial melalui Satuan Tugas Teknis Kesiapsiagaan dan Tanggap Bencana (TAGANA) dan kerangka kerja pengembangan kapasitas. Di bawah Hasil Strategis 3, Kementerian Kesehatan dan WFP telah meluncurkan kampanye komunikasi perubahan sosial dan perilaku digital yang menargetkan remaja. Melalui bantuan teknis dan advokasi WFP, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya mendukung rekomendasi berbasis bukti untuk mempercepat upaya memasukkan beras fortifikasi ke dalam program jaminan sosial Sembago dan pasar eceran. WFP dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) bersama-sama mendukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk memperkuat materi dan distribusi pendidikan gizi serta menyediakannya secara digital. Hal ini dapat memastikan investasi berkelanjutan pada anak usia sekolah bahkan selama bencana dan penutupan sekolah jangka panjang terkait COVID-19. Kementerian menyetujui dan menyebarluaskan materi tersebut melalui platform online e-learning. WFP, bersama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD), Badan PBB lainnya yang berbasis di Roma (RBA), menyelesaikan Rencana Strategis Negara Bersama untuk RBA di Indonesia untuk 2021- 2025. Mempromosikan sistem pangan yang berkelanjutan dan inklusif untuk makanan yang terjangkau dan sehat. Menyusul persetujuan pemerintah atas rencana kolaboratif RBA, RBA mulai diimplementasikan melalui desain percontohan kolaboratif. Pada tahun 2021 WFP memainkan peran kunci dalam mendorong kemitraan publik-swasta melalui aktivitasnya. Ini termasuk memanfaatkan sumber daya sektor swasta untuk mempercepat respons terhadap pandemi Covid-19 dan mengintegrasikan pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, dalam mengatasi kerawanan pangan dan malnutrisi. Selain itu, sejalan dengan target SDG 17, WFP bekerja dengan kementerian terkait untuk mengidentifikasi peluang kerja sama Selatan-Selatan dan triangular dalam konteks ketahanan pangan dan gizi, menyoroti pengalaman khusus Indonesia dalam sistem peringatan dini. Hasil ini dimungkinkan dengan sumber daya dari Dana Perwalian Multi-Mitra Tanggap dan Pemulihan COVID-19 PBB, Dana SDG Bersama PBB, Pemerintah Australia, Dana Peluang Selatan-Selatan COVID-19 WFP dan Dana Pencocokan Donor Berkembang WFP. Dalam hal kemitraan sektor swasta, WFP melanjutkan kemitraannya dengan Cargill untuk memperkuat nutrisi bagi anak usia sekolah dan bermitra dengan DSM untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan beras fortifikasi.
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala