Jepang yang memegang kursi kepresidenan G7 semakin aktif membangun hubungan dengan banyak negara. Salah satunya adalah Indonesia. Hubungan antara Indonesia dan Jepang secara dangkal sangat luas. Salah satunya dalam bidang konversi energi. Indonesia membutuhkan investasi besar untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060. Untuk itu diperlukan investasi lebih dari US$ 500 juta. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya upaya untuk mengurangi penggunaan energi bahan bakar fosil (batubara, minyak dan gas) dalam kehidupan masyarakat. Termasuk upaya Jepang untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam mencapai emisi nol bersih atau sebaliknya.
Sumber Daya Alam yang Melimpah: Tawaran untuk Indonesia
Melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki Indonesia menjadi poin penting bagi kelanjutan kerjasama antara Jepang dan Indonesia. Sumber daya alam seperti hidrogen, panas bumi merupakan aset penting untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai energi terbarukan. Hal ini menjadi angin segar bagi Indonesia yang sedang berjuang untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.
Mengalihkan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas ke energi terbarukan membutuhkan lebih banyak usaha, dan Indonesia yang kaya energi membutuhkan banyak uang untuk mengeksplorasi sumber daya alam. Sumber daya energi terbarukan seperti hidrogen, panas bumi. Terbarukan di Indonesia. Salah satunya adalah proyek yang didanai oleh Asian Zero Emission Community (AZEC). Dengan pendanaan ini, Jepang yang dikenal dengan dermawannya memberikan bantuan energi kepada negara-negara berkembang, diharapkan mampu memberikan perubahan dalam transisi energi terbarukan di Indonesia yang kaya energi. Perubahan ini tentunya membutuhkan proses yang singkat dan bertahap.
Perusahaan listrik negara Indonesia, disingkat PLN, mengatakan berencana untuk mengurangi ketergantungannya pada batu bara baru pada tahun 2030. Hal ini disebabkan adanya pembangkit listrik dari energi terbarukan seperti panas bumi, surya, hidrogen serta nuklir dan angin (Kompas, 2023).
investasi Jepang di Indonesia
Indonesia dengan segala sumber daya energinya dinilai mampu melakukan transisi energi. Pembangkit listrik dari panas bumi, air dan biomassa adalah sektor utama. Hal ini dilaporkan oleh Pemerintah Jepang melalui Anak Perusahaan Urusan Internasional Kementerian Ekonomi dan Pembangunan Industri Jepang. Ia mengatakan pihaknya siap membantu Indonesia mencapai net zero emission pada 2060 dengan program bantuan teknis dan keuangan yang ramah lingkungan.
Hal tersebut di atas juga didukung oleh pihak Jepang lainnya yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). IJ Global mengutip SMBC yang membiayai proyek energi bersih Asia Pasifik sebesar US$1,5 miliar, Sumitomo Mitsui Financial Group US$1,2 miliar, dan Mizuho Financial Group US$1,2 miliar. 1 miliar dolar AS. Di Indonesia sendiri, hingga September 2022, SMBC telah menginvestasikan US$221 juta.
Berbagai bentuk dukungan Jepang sebagai donor dan mitra pengembangan energi terbarukan bagi Indonesia patut diapresiasi. Menurut penulis, merupakan tantangan bagi pemerintah Indonesia dan seluruh pemangku kepentingan untuk menciptakan lingkungan investasi yang aman, sehat dan efektif untuk masa depan Indonesia. Penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara untuk pembangkit listrik harus perlahan-lahan digantikan oleh energi terbarukan. Kebijakan Pemerintahan Jokowi yang mensubsidi kendaraan listrik untuk masyarakat bisa menjadi entry point bagi kelanjutan kerja sama Indonesia-Jepang dalam mewujudkan transisi energi.
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala