KBRI Qatar menyelenggarakan acara kop kopi di Doha pada tanggal 30 Juni, menampilkan kekayaan dan keragaman kopi yang diproduksi dan diekspor oleh negara Asia Tenggara tersebut.
Bertajuk ‘Indonesian Coffee O’Clock’, perwakilan dari industri kopi dan pengusaha Indonesia di Qatar serta barista berbakat Indonesia di InterContinental Doha The City juga dipertemukan.
Barista Indonesia unjuk kebolehan di acara tersebut. Gambar yang disediakan
Dubes Ridwan Hassan dalam sambutannya mengatakan bahwa kopi yang diimpor Qatar hanya sedikit yang berasal dari Indonesia. “Oleh karena itu, di Qatar masih banyak potensi kopi Indonesia, khususnya kopi Arabica speciality.”
Mengutip meningkatnya jumlah kedai kopi dan roastery di seluruh Qatar dan meningkatnya apresiasi dan kecintaan terhadap kopi, kedutaan berharap untuk melihat lebih banyak kopi Indonesia di negara ini, kata duta besar.
Dia mencatat bahwa Indonesia mengekspor kopi senilai $842,5 juta ke seluruh dunia, terutama ke AS dan Eropa, mengutip data tahun 2021, berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan Indonesia.
Perwakilan industri dan pengusaha kopi Indonesia di Qatar, termasuk para tamu, ikut serta dalam acara pencicipan kopi tersebut.
Menurut Hasan, Indonesia saat ini merupakan produsen kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Kolombia, dan Vietnam, dan kopi tersebut biasanya merupakan perpaduan antara roasted bean dan green bean untuk varietas Arabica dan Robusta.
Perkebunan kopi di Indonesia dimulai pada tahun 1690-an pada masa Dutch East Indies Company (VOC) dan menjadi salah satu produk terbaik Belanda. Sebagian besar kopi yang ditanam adalah robusta, dengan hanya seperempatnya adalah arabika.
VOC mengekspor kopi batch pertama Indonesia pada tahun 1711, yang tumbuh menjadi 60 ton per tahun dalam waktu 10 tahun.
Indonesia menawarkan varietas kopi terbesar di dunia, terutama yang disebut kopi spesial, katanya. “Varietas yang khas antara lain Kayo, Flores, Sitigalang, Toraja dan tentunya Jawa, yang dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia. Setiap spesialisasi memiliki aroma dan rasa yang unik.
Barista, pengusaha, dan masyarakat hadir dalam acara cicip kopi bersama Dubes Ridwan Hassan.
“Dari tahun ke tahun, jumlah kopi spesialti yang diekspor dari Indonesia terus meningkat. Kopi Arabika spesialti Indonesia juga diakui secara global, dengan hampir 100 genotipe kopi Arabika yang tersedia,” kata Hassan.
Kopi tumbuh dengan baik mengingat iklim Indonesia dan medan pegunungan, katanya, memberikan “pengalaman rasa tetapi juga identitas budaya.”
“Melalui acara hari ini, kopi Indonesia tidak hanya lebih dikenal di Qatar, tetapi juga menjangkau lebih banyak orang dan lebih banyak kehidupan, kehidupan petani dan hati pecinta kopi,” kata Dubes.
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala