Jakarta (Andara) – Indonesia berharap dapat berkontribusi dalam penanganan dan penghapusan penggunaan merkuri di dalam negeri dengan menjadi tuan rumah Konferensi Menit ke-4 Konferensi Para Pihak (COP-4), kata seorang pejabat.
“Kontribusi Indonesia memperkuat pengurangan dan pemberantasan merkuri, itu pasti,” kata Rosa Vivian Ratnavathi, Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kepada wartawan. Konferensi di sini pada hari Selasa.
Sebagai tuan rumah, Indonesia dapat menunjukkan keseriusannya dalam menanggulangi penggunaan merkuri bagi masyarakat global, tegasnya.
Ratnavathy mengatakan bahwa dengan menjadi tuan rumah Konferensi Minamata COP-4 secara online pada November 2021 dan tatap muka pada 2022, Indonesia dapat menarik pengakuan global dan mengamankan peran utamanya dalam diplomasi lingkungan global.
Selain itu, dia mengatakan Indonesia akan mendorong deklarasi global untuk mengakhiri perdagangan merkuri ilegal pada pertemuan di tempat yang dijadwalkan pada Maret 2022 di Bali.
Berita Terkait: Indonesia Berhasil Kurangi Konsumsi Merkuri: Kementerian Lingkungan Hidup
Sementara itu, pakar Kementerian Luar Negeri Muhsin Saihab, yang memimpin delegasi Indonesia untuk COP-4, mengatakan pengumuman itu diharapkan dapat memperkuat kerja sama internasional dalam memerangi perdagangan gelap merkuri yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. .
“Dengan kerjasama internasional, kami berharap dapat menindak perdagangan ilegal merkuri, serta mendukung tujuan Konferensi Minamata: Menghilangkan Penggunaan Merkuri,” kata Saihab.
Indonesia telah mampu mengurangi penggunaan merkuri di sektor manufaktur, ujarnya. Khusus di sektor baterai, penggunaan merkuri berhasil diturunkan menjadi 190,98 kg pada 2019 dan 219,26 kg pada 2020, katanya.
Di industri penerangan, penggunaan merkuri dikurangi menjadi 135,70 kg pada 2019 dan 155,12 kg pada tahun depan, katanya.
Pada 2019, Dinas Kesehatan telah menarik 118.730 unit alat kesehatan yang menggunakan merkuri, seperti tusuk gigi, termometer, dan spikemonometer, tambahnya.
Pada 2020, 72.292 unit alat kesehatan yang mengandung 4.731,6 kg merkuri dibuang, ungkapnya.
Penggunaan merkuri di sektor pertambangan emas skala kecil (PESK) akan dikurangi menjadi 10.450 kg pada 2019 dan 2020, 560 kg pada 2019 dan 710 kg pada 2020, katanya.
Berita Terkait: COP-4 Luncurkan Deklarasi RI Tolak Perdagangan Merkuri Ilegal di Minamata
Berita Terkait: Kementerian Lingkungan Hidup uraikan keberhasilan dalam mengurangi penggunaan merkuri
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala