27 Februari 2024
Jakarta – Tidak realistis mengharapkan angka kemiskinan Indonesia turun menjadi 7,5 persen pada tahun ini untuk memenuhi target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, kata Menteri Pembangunan Manusia dan Integrasi Kebudayaan Muhadjir Effendi.
Muhadjir mengatakan tingkat kemiskinan di negara tersebut mencapai 9,36 persen pada tahun 2023, yang memerlukan pengurangan sebesar 1,85 persen untuk memenuhi target pertumbuhan jangka menengah. Ia mencontohkan, kemiskinan mengalami penurunan sebesar 0,3 hingga 0,5 persen pada tahun-tahun sebelumnya.
“Mengingat level saat ini sebesar 9,3 persen, kecil kemungkinannya untuk mencapai target 7,5 persen,” kata Muhadjir seperti dikutip CNBC Indonesia.
Namun, Muhadjir mengatakan pemerintah bisa menurunkan angka kemiskinan ekstrem secara signifikan meski target nol persen tidak tercapai.
Muhadjir mengatakan jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadi tantangan dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem nasional secara keseluruhan.
“Dengan sekitar 6 juta penduduk sangat miskin dan 26 juta penduduk miskin, mustahil mencapai nol persen,” ujarnya. “Besarnya angka absolut ini dipadukan dengan berbagai faktor yang berkontribusi terhadap kemiskinan.”
Sentimen serupa juga disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharzo Monorfa tahun lalu. Suharzo mengatakan dalam rapat dengar pendapat dengan DPR XI yang membidangi urusan keuangan bahwa mencapai target pengentasan kemiskinan “memerlukan pengembangan data secara menyeluruh dan koordinasi program serta pemberdayaan ekonomi yang masif”.
Menteri juga menekankan bahwa perubahan definisi kemiskinan Bank Dunia akan mempersulit pencapaian target tersebut. Bank Dunia telah merevisi garis kemiskinan ekstrim dari USD 1,90 menjadi USD 2,15 per hari.
Dengan menerima angka $2,15, pemerintah dapat mengurangi tingkat kemiskinan ekstrem hingga maksimum 2,5 persen, katanya. Namun, jika pemerintah menggunakan indikator $1,90 per orang per hari, tingkat kemiskinan ekstrem dapat diturunkan menjadi 1,2 persen.
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala