BANDUNG, JAWA BARAT (ANTARA) – Indonesia harus segera memimpin perlombaan investasi kendaraan listrik (EV), menurut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Menurut Rifki Chetiawan, Deputi Integrasi Investasi dan Pertambangan Kementerian, peralihan dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik di pasar global terjadi sangat cepat.
“Hal ini terkait dengan komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris. Negara-negara di dunia sudah berlomba-lomba memproduksi EV,” ujarnya pada acara “Forum Infrastruktur dan Pendidikan Rencana Strategis Nasional Delapan Tahun” di Jakarta, Rabu.
Indonesia harus berperan agar tidak menjadi negara pengimpor, ujarnya.
Ia mencatat, sejak tahun 2017 atau setelah diadopsinya Perjanjian Paris, terjadi peningkatan adopsi EV di pasar global. Sekitar 5 juta kendaraan listrik terjual pada tahun 2020, dan jumlahnya meningkat menjadi 6 juta pada tahun 2021.
Pada tahun 2022, setidaknya 10 juta kendaraan listrik diperkirakan akan terjual di pasar global, tambahnya. Sementara itu, 14 juta kendaraan listrik telah terjual sepanjang tahun ini.
Indonesia dianggap penting untuk menjadi produsen kendaraan listrik. Sebab, Indonesia berpotensi menurunkan harga EV di pasar global, jelas Chetiawan.
Harga EV terus naik karena harga baterainya tidak murah, katanya. Indonesia mempunyai kapasitas memproduksi baterai dengan sumber daya yang dimilikinya.
Menurutnya, banyak tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai pemimpin investasi EV, termasuk rendahnya kapasitas produksi.
Berdasarkan pemaparannya, kapasitas produksi EV dalam negeri sebanyak 29 ribu mobil, 2.480 bus, dan 1,42 juta sepeda motor per tahun.
Investor juga memerlukan dukungan pasar dalam bentuk kerangka hukum dan insentif untuk mendorong investasi. Untuk itu, dia memastikan kementeriannya telah mengoordinasikan beberapa regulasi agar Indonesia bisa memanfaatkan tren EV.
Berita terkait: Pemerintah akan pantau pemenuhan kebutuhan nikel: Menteri
Berita terkait: Korea Selatan akan memprioritaskan kerja sama EV di Indonesia Emas 2045
Berita Terkait: Indonesia Membangun Ekosistem EV untuk Mendukung Ketahanan Energi ASEAN
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala