Jakarta, 11 Juni (Jakarta Post / JST): Pemerintah Indonesia mendorong pasokan listrik dari sumber terbarukan ke kawasan industri karena berharap perusahaan multinasional akan menyadari jejak karbon mereka dan menarik investasi asing langsung.
Menteri Kelautan dan Investasi Luhud Panjithan telah mengumumkan bahwa pemerintah telah mengusulkan Tesla membangun pabrik dengan kapasitas sekitar 500.000 kendaraan listrik (EV) per tahun di Kabupaten Padang di Jawa Tengah.
Pemerintah menilai lokasi tersebut tepat karena dekat dengan sumber energi panas bumi yang diperkirakan mampu menghasilkan 400 MW (MW). Geo Dipa Energy milik negara mengoperasikan fasilitas energi panas bumi di wilayah tersebut.
“Kita dapat […] Terapkan energi hijau ini [to Tesla’s factory]Luhut mengatakan kepada anggota parlemen saat rapat dengan Komisi Anggaran DPR RI. Indonesia semakin melestarikan sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT) karena berkomitmen untuk mengkarbonisasi ekonominya, menjadikan transfer energi sebagai fokus dari 20 Leadership Group-nya.
Presiden Joko Widodo dan para menterinya mengajukan gagasan pelarangan ekspor listrik yang dihasilkan dari sumber EBT, dengan alasan jika pemerintah mengekspor listrik, akan mengalihkan investasi dari Indonesia ke negara-negara penerima listrik.
Bulan lalu, Kementerian Investasi menyerukan larangan ekspor listrik yang dihasilkan dari sumber EBT, menimbulkan pertanyaan tentang rencana proyek energi terbarukan yang berorientasi ekspor seperti Bottom, Perjanjian Ekspor Energi Surya dari Kepulauan Rio ke Singapura. Ditandatangani oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Menteri Investasi Pahlil Lahadalia mengumumkan rencana pelarangan ekspor energi terbarukan dalam forum investasi di Surakarta, Jawa Tengah, 18 Mei lalu, di mana ia menjelaskan jika listrik EBT dalam negeri diekspor, pengembangan industrinya akan dialihkan ke negara pengimpor.
Larangan yang diusulkan diumumkan setelah Luhut dan kemudian Presiden Djokovic mengunjungi Amerika Serikat pada Mei, di mana mereka secara terpisah bertemu dengan CEO Tesla Elon Musk dan menegaskan kembali seruan Indonesia untuk investasi.
Selain Patang, Luhut mengatakan produsen mobil tersebut tertarik dengan Taman Pabrik Hijau Kaltara yang sudah dibangun sejak Desember tahun lalu.
Listrik akan diambil dari kawasan industri, pembangkit listrik tenaga air dan pembangkit listrik tenaga surya. “Thailand sekarang telah menjadi agen [of Tesla EV cars], Kami tidak menginginkan hal yang sama. Kami ingin menjadi produser,” kata Luhud.
Sejauh ini, Luhd Tesla belum dapat memberikan rincian tentang investasi tersebut, dengan mengatakan pemerintah telah menandatangani perjanjian rahasia dengan perusahaan tersebut.
Namun, menteri mengatakan pembicaraan dengan Starlink, penyedia Internet berbasis satelit – bagian dari SpaceX Musk – telah berkembang lebih jauh. Dia mengatakan kesepakatan tentang Starling dibahas dengan presiden pada hari Senin, sementara kedua belah pihak membahas masalah teknis di Jakarta.
Luhut mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Tesla tertarik untuk mengembangkan industri semikonduktor di Indonesia, tetapi tidak merilis rincian dengan mengutip kesepakatan yang dirahasiakan.
Ford Motor Company juga berencana memasuki industri EV di Indonesia.
“Perusahaan ingin berinvestasi [the EV industry] Dari ujung ke ujung,” kata Luhut. Sebagai produsen nikel terbesar di dunia dan pemilik deposit kaya kobalt dan bauksit dan bijih tembaga, komponen utama dalam produksi baterai mobil listrik, Indonesia bertujuan untuk menjadi hub internasional untuk industri EV.
Hyundai memulai produksi pabrik perakitan mobil listrik pertamanya pada Maret lalu di Sikarang, Jawa Barat. Pabrik tersebut memproduksi EV Ionic 5 baru, dengan 250.000 kendaraan per tahun.
Djokovic mengatakan pemerintahnya bertujuan untuk membangun “lingkungan” EV terintegrasi yang mencakup kegiatan industri seperti penambangan logam, produksi baterai, dan perakitan mobil. Pada Rabu, Presiden meresmikan Tempat Produksi Baterai EV Terpadu di Padang.
Proyek senilai US$ 9,8 miliar itu bertujuan untuk memproduksi 3,5 juta baterai EV setiap tahun bekerja sama dengan perusahaan tambang nikel dan emas milik negara PT Aneka Tambang (Antam) dan EV Battery Holding Company Indonesia Battery Corporation (IBC).
Peresmian berlangsung pada 14 April setelah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara IBC dan konsorsium yang dipimpin oleh LG Energy Solution.
“Investasi LG […] Indonesia merupakan investasi pertama di dunia, tak terkecuali industri daur ulang baterai, untuk mengintegrasikan pertambangan nikel, pembangunan smelter dan industri pionir dan katoda,” kata Djokovic pada acara tersebut.
Secara total, diperkirakan sekitar 20.000 karyawan akan dipekerjakan di klaster produksi baterai EV terintegrasi. Proyek ini terdiri dari empat tahap.
Tahap pertama adalah proyek penambangan nikel di Halmahera yang diharapkan dapat menghasilkan 16 juta ton bijih nikel per tahun dan membutuhkan investasi sebesar $300 juta. Pada tahap kedua, bijih nikel akan diolah menjadi fasilitas berupa nikel sulfat yang diperkirakan menelan biaya US$ 3,5 miliar.
Sedangkan tahap ketiga dengan total investasi US$ 2,4 miliar akan mencakup manufaktur dengan fasilitas pionir dan katoda.
Tahap keempat adalah produksi sel baterai, yang pertama di Asia Tenggara, dengan total investasi $3,6 miliar, dijadwalkan diluncurkan pada April 2024. – The Jakarta Post / ANN
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala