Terlepas dari perbedaan pendapat di antara banyak negara, beberapa kemajuan telah dicapai dalam diskusi tentang banyak masalah mendesak.
Badung, Bali (ANTARA) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indravati mengatakan Indonesia berkomitmen menjembatani berbagai perbedaan dan menjadi pendukung utama multilateralisme di Forum G20 guna memperkuat kerja sama guna mengatasi berbagai tantangan ekonomi global saat ini.
“Kami ingin menjadi penyambung yang jujur. Indonesia tidak kenal lelah mencari komunikasi dan konsultasi sehingga kami dapat terus membangun jembatan untuk mengakomodir perbedaan,” kata Menkeu saat membuka pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCG) G20 2022 ke-3 di Jakarta, Jumat. .
Indravati mencatat, perbedaan posisi dan perspektif dalam forum harus dilihat sebagai kekuatan, bukan penghalang.
“Keputusan forum ini akan mempengaruhi banyak negara di dunia. Jadi, saya yakin Anda (juga) akan menyadari bahwa komunitas global tertarik dengan pertemuan ini,” katanya.
Oleh karena itu, Menkeu mengharapkan pertemuan ke-3 FMCBG lebih fokus pada penyelesaian masalah teknis ekonomi global.
Indravati juga yakin pertemuan itu akan menghasilkan langkah-langkah konkrit, terutama pada hal-hal yang mendesak.
“Meskipun ada perbedaan pendapat dari banyak negara, beberapa kemajuan telah dicapai dalam diskusi tentang banyak masalah utama. Saya sangat menghargainya dan terima kasih semua untuk mendukung kepresidenan Indonesia pada (2022 G20),” katanya.
Menkeu juga mencontohkan hasil nyata yang dicapai sebelumnya pada salah satu pertemuan G20 2022, di mana Menteri Keuangan negara-negara G20 sepakat untuk membentuk Dana Interim Keuangan (FIF) untuk menangani dan memitigasi pandemi di masa depan.
Pertemuan FMCBG ke-3 akan membahas tujuh agenda prioritas, termasuk situasi dan risiko terkini dalam ekonomi global, masalah kesehatan, kerangka keuangan internasional, masalah keuangan, keuangan berkelanjutan, pembangunan infrastruktur, dan perpajakan internasional.
Sementara itu, beberapa isu yang menjadi agenda prioritas adalah implikasi konflik Rusia-Ukraina terhadap ketahanan pangan, energi, dan finansial global.
Oleh karena itu, salah satu tamu undangan pertemuan tersebut, Menteri Keuangan Ukraina Serhiy Marchenko, hampir ikut serta dalam acara tersebut.
Dalam konferensi pers, Rabu (13 Juli 2022), Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kebijakan Keuangan Multilateral Kementerian Keuangan RI, Dian Lestari, mengatakan bahwa perwakilan Ukraina akan diberi kesempatan untuk melaporkan dampak dari perubahan iklim. konflik. Keberlanjutan pangan dari perspektif nasional serta dari perspektif Ukraina sebagai bagian dari komunitas global.
Berita terkait: Untuk mengatasi masalah perempuan, G20 mengalihkan fokus pada pemberdayaan perempuan
Berita Terkait: Potensi Ekspor Kredit Karbon Indonesia Capai Rp2,6 Triliun
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala