Dampak El Niño diperkirakan akan menyebabkan lebih banyak kebakaran hutan dan hilangnya panen akibat kekeringan
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan kebakaran hutan di Taman Nasional Sepangkao di provinsi Kalimantan Tengah di Indonesia pada September 2019. (foto arsip Reuters)
JAKARTA: Indonesia memperkirakan kondisi kekeringan parah karena dampak cuaca El Nino mengancam panen dan meningkatkan risiko kebakaran hutan, kata kepala badan cuacanya, Selasa.
“Melihat data yang kami miliki, El Nino akan dimulai pada bulan Juni dan mempengaruhi hampir seluruh Indonesia dan memburuk hingga September,” kata Dvigorita Karnavati, Kepala Badan Cuaca, Iklim, dan Geofisika PMKG.
El Nino akan menyebabkan kekeringan parah di pulau-pulau utama Indonesia, dengan beberapa tidak ada hujan atau hanya 30% dari jumlah normal, katanya dalam konferensi pers.
“Ini akan mengurangi ketersediaan air tanah yang berdampak pada pertanian dan irigasi, gagal panen, dan kebakaran hutan,” kata Duvigorita, mendesak para pemangku kepentingan untuk bersiap memitigasi risiko, termasuk penggunaan teknologi modifikasi cuaca.
“Kita harus sangat berhati-hati,” katanya.
Indonesia mengalami kebakaran hutan dahsyat pada tahun 2019 yang menyelimuti negara dan wilayah tersebut dalam kabut dan menyebabkan kerugian ekonomi sekitar $5,2 miliar di delapan provinsi yang terkena dampak, menurut Bank Dunia.
Tanda-tanda awal dari cuaca yang lebih panas dan kering yang disebabkan oleh El Niño mengancam produsen makanan di seluruh Asia, dengan produksi minyak kelapa sawit dan beras terpengaruh di Indonesia dan Malaysia – yang memasok 80% minyak kelapa sawit dunia – dan di Thailand, menurut para analis.
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala