Menyusul kesepakatan yang dicapai pada pertemuan tingkat Menteri IPEF di Los Angeles beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia menyatakan kesiapannya dan menegaskan komitmennya untuk mengikuti seluruh pilar IPEF.
Nusa Dua, Bali (ANTARA) – Indonesia dan Amerika Serikat mendorong peningkatan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi kedua negara melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).
“Menyusul kesepakatan yang dicapai pada pertemuan tingkat menteri IPEF di Los Angeles beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia menyatakan kesiapannya dan menegaskan kembali komitmennya untuk mengikuti semua pilar IPEF,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Erlanga Hartardo, Kamis. .
Hal itu disampaikannya usai pertemuan bilateral dengan Duta Besar Catherine Tai, Perwakilan Dagang AS yang mewakili pemerintah AS pada Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan, Investasi, dan Industri yang diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian pertemuan selama Kepresidenan G20 Indonesia.
Kerangka kerja sama IPEF dapat menjadi respon yang sempurna terhadap situasi dan dinamika global saat ini, yang menuntut semua negara untuk menekankan kerja sama yang lebih erat dalam menciptakan pembangunan yang seimbang, sejahtera, dan berkeadilan, khususnya di kawasan Indo-Pasifik, ujarnya.
Berita terkait: Komponen kunci industri dalam pemulihan ekonomi nasional: Menteri
Duta Besar Dai menyambut baik laporan tersebut sambil menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas keterlibatan aktif dan transparan pemerintah Indonesia dalam mempromosikan hasil kerja sama yang nyata dalam kerangka IPEF.
Ia berharap melalui kerangka kerja sama, semua negara di kawasan Indo-Pasifik dapat tumbuh bersama dan menjadi lebih kuat. Ke depan, IPEF akan menekankan konektivitas dan integrasi ekonomi berbasis luas dan kuat di kawasan Indo-Pasifik.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak menjajaki kemungkinan kerjasama di bidang industri, khususnya di bidang semikonduktor dan membahas perkembangan penyelesaian sengketa perdagangan kedua negara di World Trade Organization (DS 478).
Pertemuan tersebut membahas pentingnya kedua negara dalam mempromosikan program kerja sama bilateral dan mencapai kesepakatan yang memungkinkan Indonesia untuk terus menerima Generalized System of Preferences (GSP) dari Amerika Serikat.
Berita terkait: Menkeu uraikan empat tantangan investasi berkelanjutan di G20 TIIMM
Perdagangan antara Indonesia dan AS akan mencapai US$37,04 miliar pada 2021, naik dari US$27,20 miliar pada tahun lalu.
Untuk tahun yang berakhir 31 Juli 2022, nilai perdagangan mencapai USD 23,95 miliar, meningkat 21,94 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar USD 19,64 miliar.
Dalam pertemuan tersebut, Hartardo juga menyoroti pentingnya dukungan AS terhadap KTT G20 yang direncanakan pada November 2022 di Bali untuk mencapai konsensus Leaders’ Declaration.
Dubes Tai mengatakan bahwa meskipun KTT G20 akan diadakan pada waktu yang sulit karena dampak dari dinamika geopolitik global, konsensus G20 sangat penting.
Hartardo dan Tai sama-sama sepakat bahwa G20 akan lebih fokus pada pembiayaan masalah ekonomi dan keuangan global daripada memprioritaskan masalah geopolitik.
Berita terkait: Polisi lalu lintas akan menguji perubahan lalu lintas untuk KTT G20
Berita terkait: Polisi siapkan 176 kendaraan listrik untuk lindungi KTT G20
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala