November 5, 2024

Review Bekasi

Temukan Berita & berita utama terbaru tentang INDONESIA. Dapatkan informasi lebih lanjut tentang INDONESIA

Ilmu pengetahuan sedang mencari jejak 'hantu' harimau Indonesia yang hilang

Ilmu pengetahuan sedang mencari jejak 'hantu' harimau Indonesia yang hilang

Pulau-pulau di Indonesia pernah menjadi rumah bagi tiga subspesies harimau yang berbeda, masing-masing merupakan simbol kekayaan keanekaragaman hayati negara ini. Harimau Sumatera (Panthera tigris Sumatera), Harimau Bali (Panthera tigris poliga) dan Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) tumbuh subur di seluruh kepulauan Indonesia. Mereka menempati hutan di pulau Sumatera, Bali, dan Jawa, dan kami mengira dua subspesies terakhir telah punah pada abad terakhir – atau hingga sehelai bulu harimau baru-baru ini muncul dari hutan di Jawa Barat.

Secara historis, harimau ini memainkan peran penting dalam ekosistem pulau tropis tersebut. Namun, pergantian abad ke-20 menandai masa kelam bagi harimau di Indonesia, dengan penurunan populasi harimau secara drastis akibat aktivitas manusia.

Pada tahun 2008 dan 2013, Daftar Merah IUCN, katalog global status konservasi spesies biologis, secara resmi menyatakan harimau Bali dan Harimau Jawa telah punah, sayangnya dipengaruhi oleh perusakan habitat, perburuan liar, dan konflik manusia-harimau. Harimau Bali menghilang pada tahun 1940an, sedangkan penampakan terakhir harimau Jawa yang terkonfirmasi terjadi pada tahun 1970an. Hal ini menyisakan harimau sumatera dengan jumlah kurang dari 400 individu sebagai satu-satunya subspesies harimau yang tersisa di Indonesia.

Sehelai rambut menghidupkan kembali harapan akan keberlangsungan hidup Harimau Jawa

Secercah harapan muncul pada tahun 2019 di dekat desa Sibendui, di jantung kawasan hutan Sukabumi selatan Jawa Barat, ketika warga dan pelestari lingkungan Ribi Yanur Fajar Javan melaporkan penampakan harimau tersebut. Untuk menambah kredibilitas pengamatan Fajar, peneliti juga menemukan sehelai rambut beserta bekas cakar dan jejak kaki.

Ini mungkin merupakan petunjuk yang sangat penting. Rambut tersebut kemudian diserahkan ke Pusat Penelitian Biologi-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk dilakukan analisis genetik, yang rinciannya disajikan dalam makalah terbaru. Kertas Diterbitkan di OriksMajalah keamanan terkemuka.

Analisis tersebut dilakukan dengan membandingkan beberapa serat rambut yang dikumpulkan dari harimau sumatera yang hidup di provinsi Sumatera Utara. Dengan membandingkan secara dekat urutan genetik sampel-sampel ini, tujuannya adalah untuk menentukan apakah bulu yang ditemukan di dekat Chibendui benar-benar milik harimau jawa yang telah lama punah.

DNA mitokondria dari rambut menunjukkan kemiripan genetik yang signifikan dengan spesimen harimau Jawa yang disimpan di Museum Zoologicum Bogorians sejak tahun 1930, lebih banyak dibandingkan subspesies harimau lainnya. Bukti konklusif ini menunjukkan bahwa rambut tersebut memang milik harimau jawa. Panthera tigris sondaicaHal ini memberikan bukti genetik pertama dalam beberapa dekade bahwa harimau tersebut mungkin masih bersembunyi jauh di dalam hutan Jawa.

Penemuan ini berdampak besar pada upaya konservasi global

Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan apakah harimau jawa masih bertahan di alam liar, makalah ini menggarisbawahi pentingnya penemuan ini, tidak hanya untuk potensi kelangsungan hidup harimau jawa, namun juga untuk implikasi yang lebih luas terhadap konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia dan secara global. . Hal ini menyoroti pentingnya studi genetika dalam konservasi satwa liar, memberikan jalan untuk memastikan keberadaan spesies yang punah atau hampir punah.

Selain itu, hal ini tentunya menggarisbawahi perlunya strategi konservasi yang mendesak dan komprehensif, termasuk perlindungan habitat dan upaya anti perburuan liar, untuk menjamin kelangsungan hidup harimau jawa yang terancam punah. Penelitian ini telah memicu rasa urgensi dan harapan baru di kalangan konservasionis dan masyarakat.

Kemungkinan harimau jawa masih berkeliaran di alam liar, meski dalam jumlah yang sangat kecil, menantang kita untuk memikirkan kembali apa yang kita ketahui tentang kepunahan satwa liar dan ketahanan alam. Hal ini juga menjadi pengingat akan pentingnya pemantauan dan penelitian berkelanjutan dalam upaya konservasi, menyoroti bagaimana petunjuk kecil seperti sehelai rambut pun dapat menghasilkan penemuan-penemuan inovatif.

Ketika komunitas ilmiah dan pegiat lingkungan hidup mendukung penemuan ini, ada seruan untuk melakukan penelitian lapangan yang lebih luas di wilayah di mana rambut itu ditemukan. Kamera jebakan, analisis DNA lingkungan (eDNA) dan studi genetik lebih lanjut direncanakan untuk mencari bukti lebih lanjut keberadaan harimau jawa. Harapannya, dengan kegigihan dan sedikit keberuntungan, misteri harimau “hantu” Indonesia bisa terkuak sepenuhnya.

READ  Sawit miring karena data ekspor yang lesu, pajak ekspor Indonesia yang rendah - pasar