Pokor, Jawa Barat (Antara) – Sekitar 236 juta umat Islam Indonesia di seluruh tanah air dan luar negeri merayakan Idul Fitri pada hari Rabu.
Di Indonesia, mereka berbondong-bondong ke masjid dan berbondong-bondong ke lapangan sepak bola dan lapangan rumput di taman kota untuk melaksanakan salat Idul Fitri.
Misalnya saja masjid-masjid yang ramai dikunjungi umat Islam di Kota Bogor dan sekitarnya.
Di bawah langit yang relatif biru dan sinar matahari pagi, banyak orang menyerbu halaman kebun raya kota untuk melaksanakan salat Idul Fitri.
Di Jakarta, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan ribuan umat Islam menghadiri salat Idul Fitri di Masjid Agung Istiklal, Jakarta Pusat.
Dihadapan wartawan seusai menunaikan salat, Karnavian mengatakan dengan selesainya pemilu, kita berharap Idul Fitri tahun ini bisa menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk bersatu kembali dan maju.
“Selamat Hari Raya Idul Fitri. Insya Allah Idul Fitri memberikan kita kegembiraan dan suasana yang lebih baik, tenteram dan damai seiring dengan berakhirnya pemilu parlemen dan pemilu presiden,” ujarnya.
Berita Terkait: Idul Fitri Mempercepat Reunifikasi Masyarakat Indonesia: Menteri Dalam Negeri
Masyarakat kini menunggu putusan akhir Mahkamah Konstitusi (MK) atas perselisihan hasil Pilpres 25 Maret 2024 yang diajukan pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD melawan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pengadilan dijadwalkan menyelesaikan perselisihan hasil pemilu dalam waktu 14 hari kerja sejak pengajuan.
Sementara itu, di Taiwan, yang baru-baru ini diguncang gempa bumi dahsyat, sekitar 18.000 warga Muslim Indonesia – sebagian besar pekerja migran – berkumpul di halaman Museum Nasional Taiwan untuk melaksanakan salat Idul Fitri.
Seksi Dakwah dan Amal Nahdlatul Ulama (NU) dan Kapitel Khusus NU di Taiwan bersama-sama menyelenggarakan doa tersebut.
Di Canberra, Australia, ratusan diaspora Indonesia berkumpul di kompleks KBRI di 8 Darwin Ave, Yarralumla untuk merayakan Idul Fitri.
Perayaan Idul Fitri di Australian Capital Territory (ACT) diawali dengan salat berjamaah, dilanjutkan dengan jemaah yang saling mengucapkan selamat Idul Fitri dan menikmati hidangan lebaran.
Nyanyian Takbir (Alhamdulillah subhanahu wa ta'ala) kerap terdengar sebelum salat dimulai di tengah cuaca yang dingin.
Muhammad Degu Arifaiz Nasushan, salah satu jemaah salat Iduladha, mengatakan suhu di ACT berkisar 8 derajat Celcius pada Rabu pagi.
“Saya mati kedinginan menunggu salat Idul Fitri dimulai,” kata Nasushan, yang saat ini sedang belajar gelar master dalam studi strategis di Australian National University.
Meski cuaca di Canberra relatif dingin, ia mengatakan kepada ANTARA yang dihubungi dari Kecamatan Pokor Jawa Barat, masyarakat yang memadati kompleks KBRI untuk menghadiri acara Idul Fitri merasa senang.
Perayaan Idul Fitri di KBRI dilaksanakan mulai pukul 08.00 hingga 13.00 waktu setempat dan diakhiri dengan prasmanan berbagai hidangan asli Indonesia.
Tahun ini, KBRI menyajikan rendang yang terpilih sebagai hidangan terlezat di dunia, bersama dengan telur balado (telur dengan abu balado), sat ayam (sate ayam), dan sat kamping (sate daging kambing).
Dalam khutbah Idul Fitri yang disampaikan usai salat, Khatib, Ustadz Azhari Andi, menekankan pentingnya persatuan, kata Nasushan.
Andy, yang mewakili lembaga amal Islam Indonesia Dompet Tufa (Poor's Purse) yang berbasis di Australia, mengatakan Islam tidak menentang persatuan dan keberagaman.
Sebaliknya, ia berargumen bahwa Allah menciptakan pembedaan dan pembedaan di antara umat manusia di muka bumi agar mereka dapat bersaing satu sama lain dalam berbuat baik dan menerima berkah Tuhan, kata Nasushan.
Terkait hal tersebut, Andy dalam khutbah Idul Fitri menyampaikan bahwa Allah menciptakan manusia dari debu, dan rasa kebangsaan serta patriotisme merupakan bagian dari fitrah manusia dan wujud keimanan.
Sementara itu, dalam pidatonya di acara Idul Fitri, Duta Besar Indonesia untuk Australia merangkap Republik Vanuatu, Siswo Pramono, memuji Australia-Indonesia Muslim Association of ACD (AIMFACD).
Duta Besar RI Pramono mengatakan KBRI dan AIMFACT bekerja sama menyelenggarakan kegiatan seperti buka puasa bersama di KBRI pada malam Ramadhan dan Idul Fitri setiap hari Sabtu.
Ia mengingatkan mereka yang hadir pada acara Idul Fitri akan arti sebenarnya dari lapar dan haus saat berpuasa, yang berarti umat Islam dapat menumbuhkan rasa empati terhadap masyarakat miskin di Indonesia dan di tempat lain.
Oleh karena itu, Dubes Bramono mengajak para diaspora Indonesia di Australia untuk merayakan Idul Fitri dengan rasa syukur, kata Nasushan.
Sambil menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap “solusi dua negara”, Mr. Duta Besar mengajukan banding,” katanya.
Berita terkait: Pemimpin baru Indonesia terus dukung Palestina: Amp. Al Shun
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala