Jakarta, Nov. 27 (Reuters) – Bank sentral Indonesia berencana untuk mengurangi jumlah kelebihan likuiditas di sistem perbankan tahun depan, tetapi gubernurnya mengumumkan minggu ini bahwa suku bunga akan tetap rendah sampai tanda-tanda kenaikan inflasi muncul.
Ini akan mencerminkan sikap kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) pada “pro-keberlanjutan” pada tahun 2022, sementara saat ini “mendukung pertumbuhan”, kata Perry Vargio, menambahkan bahwa kebijakan bank lainnya akan mendukung pemulihan ekonomi.
Mengurangi kelebihan likuiditas adalah langkah pertama BI untuk membongkar kebijakannya yang secara radikal dilonggarkan yang bertujuan membantu ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu mengontrak epidemi Pemerintah-19.
Komentar Vergio, sejalan dengan pandangan sebelumnya tentang rencana penghematan kebijakan 2022 pada pertemuan tahunannya dengan pemangku kepentingan keuangan, menunjukkan bahwa BI menurunkan prospek ekonomi 2021 setelah pertumbuhan kuartal ketiga mengecewakan.
“Kelebihan likuiditas perbankan yang saat ini sangat besar akan dikurangi secara bertahap dan hati-hati agar tidak mengganggu kemampuan perbankan dalam meminjamkan dan membeli obligasi negara untuk membiayai APBN,” ujarnya.
“Kebijakan suku bunga rendah … akan dipertahankan sampai tanda-tanda awal kenaikan inflasi muncul.”
Inflasi tahunan mencapai tertinggi lima bulan 1,66% pada Oktober, tetapi telah di bawah target bank sentral 2% -4% sejak pertengahan 2020.
BI telah membayar 860 triliun rupee ($ 60,26 miliar) tunai ke sistem keuangan sejak tahun lalu, termasuk pembelian langsung sekuritas pemerintah dan pemotongan suku bunga senilai 150 basis poin lebih lanjut untuk membantu perekonomian bertahan dari epidemi.
Ekonomi Indonesia tumbuh 3,51% lebih lambat dari yang diharapkan pada kuartal ketiga, karena pembatasan memerangi gelombang COVID – 19 yang mematikan dicabut, tetapi beberapa dari sanksi tersebut telah dilonggarkan sejak akhir Agustus.
BI menurunkan perkiraan pertumbuhan 2021 menjadi antara 3,2% dan 4% dari 3,5% menjadi 4,3%, kata Warjiyo.
Tetapi prospeknya sedikit membaik untuk tahun 2022, dan memperkirakan ekonomi akan berkembang dari 4,6% menjadi 5,4% tahun depan dan dari 4,7% menjadi 5,5%. – Reuters
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala