Vibhavanto Nukroho Widodo (Jakarta Post)
Premium
Jakarta
Senin, 11 Oktober 2021
Jatuhnya Republik Islam Afghanistan pada 15 Agustus menandai awal baru bagi Afghanistan di tangan Taliban menyusul penarikan pasukan AS dan sekutu, dan dampak strategis negara itu terhadap keamanan internasional di tahun-tahun mendatang.
Tiga pola sejarah umum terlihat jelas sehubungan dengan Afghanistan. Pertama, tanah yang menghubungkan Eurasia terus-menerus diperebutkan oleh kekuatan asing dan global. Kedua, masyarakat suku cenderung saling berkelahi. Ketiga, tidak ada ideologi pemersatu yang jelas untuk mempersatukan berbagai suku bangsa karena bahkan ideologi agama-politik gagal mempertahankan kesatuannya sebagai bangsa dan negara.
Karena berada di Afghanistan dari waktu ke waktu hanya diukur dengan pengaruh sementara Afghanistan dalam kepentingan nasional mereka, tidak ada kekuatan global yang akan tinggal lama di sana.
Baca cerita lengkapnya
Berlangganan sekarang
IDR mulai dari 55.000 / bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- E-posting surat kabar digital harian
- Tidak ada iklan, tidak ada batasan
- Hak istimewa untuk acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Berita Terkait
Anda mungkin juga menyukai:
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala