13 Maret 2024
Jakarta – Masyarakat Indonesia memasuki bulan Ramadan dengan kenaikan harga pangan di tengah peningkatan permintaan, dan para ekonom memperkirakan kenaikan harga pangan akan terjadi dalam dua bulan ke depan, namun pemerintah berupaya meyakinkan masyarakat bahwa harga bahan pokok akan tetap terjangkau.
Hingga Jumat, empat hari sebelum Ramadhan, harga beras kualitas medium naik menjadi Rp 16.000 (US$1,02) per kilo year-to-date (ytd), menurut data Pangan Strategis Nasional Bank Indonesia (BI). Pusat Informasi Harga, beberapa hari sebelum dimulainya Ramadhan.
Sejak tahun lalu, ketika fenomena cuaca El Nino menyebabkan kekeringan dan penundaan panen di beberapa wilayah di negara ini, jumlah tersebut berada dalam kisaran pagu pemerintah sebesar Rp 10.900 hingga Rp 11.800.
Harga cabai mengalami kenaikan terbesar tahun ini di antara bahan pokok yang dipantau oleh BI, naik 12 persen pada hari Jumat. Disusul telur yang meningkat 11 persen; Jumlah minyak goreng maksimal 10 persen; dan unggas, naik 6 persen.
Pasokan makanan penting seperti beras, ayam, daging sapi, bawang merah, bawang merah dan cabai “melebihi permintaan”, I Gusti Kedut Astawa, Wakil Menteri Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (PABANAS), mengatakan kepada The Jakarta Post pada hari Kamis. ” untuk memenuhi permintaan tersebut.
“Stok pangan cukup untuk Ramadhan, Idul Fitri, dan bulan-bulan berikutnya,” kata Khedut.
Badan tersebut memperkirakan harga beras akan turun ke tingkat yang “wajar” selama musim panen, yang akan mencapai puncaknya pada bulan April, sementara harga telur akan menurun, katanya.
Gedut mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah untuk memitigasi kenaikan harga dalam beberapa minggu mendatang, termasuk melalui program pangan murah dan peningkatan distribusi pangan serta budidaya tanaman.
“Kami sudah meminta petani menanam cabai sebelum menaikkan harga [down],” kata Gedut.
Harga beras secara umum merupakan penyumbang inflasi pangan terbesar di Indonesia, yang semakin diperparah oleh El Niño.
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan penurunan produksi beras sebesar 17,54 persen pada periode Januari-April.
Harga rata-rata nasional Beras Tanpa Kulit dan Kering (GKP) adalah Rp 7.200 per kg, lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah sebesar Rp 5.000, yang merupakan tolok ukur untuk mengetahui apakah Badan Urusan Logistik (Bulog) mampu menyerapnya. Bagikan atau tidak.
Saat ini, akan sulit untuk membuat harga beras berada dalam batas atas yang ditetapkan pemerintah, katanya, seraya menambahkan bahwa biasanya harga beras sekam dua kali lipat dari harga beras yang tidak dikuliti dan dikeringkan sebagian.
Analis pertanian Center for Economic Reforms (CORE), Elisa Martian, mengaitkan tingginya harga pangan dengan sistem musiman yang terus menerus ditambah dengan teknologi pasca panen yang tidak memadai.
“Ada kekurangan data untuk memantau distribusi dan ketersediaan beras di tingkat korporasi, korporasi, ritel, dan komunitas,” kata Eliza, merujuk pada perbedaan data yang tidak dapat dijelaskan selama bertahun-tahun.
Dalam jangka panjang, ia berharap pemerintah dapat memperbaiki proses produksi pangan negaranya.
“Indonesia harus berinvestasi pada teknologi pasca panen dan mulai menyimpan kelebihan produk di cold storage untuk menjaga stok dan harga dengan lebih baik,” ujarnya.
Kepala ekonom Permata Joshua Burdate mengatakan kepada Post pada hari Jumat bahwa peningkatan permintaan pangan akan melebihi upaya untuk meningkatkan pasokan, sehingga menyebabkan inflasi lebih lanjut.
“Hal ini dapat mendorong inflasi tahunan menjadi sekitar 3 persen pada bulan Maret dan April, namun masih dalam kisaran target bank sentral sebesar 1,5 hingga 3,5 persen,” ujarnya.
Harga pangan yang fluktuatif telah meningkat di Indonesia, dengan data BPS pada bulan Februari menunjukkan kenaikan year-on-year (yoy) sebesar 8,47 persen, tertinggi sejak September 2022.
Inflasi mencapai 2,75 persen di bulan Februari, menurut data PBS.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan dalam rilis 1 Maret bahwa inflasi akan tetap terkendali dalam beberapa bulan mendatang. Dikatakan bahwa harga pangan yang fluktuatif pada akhirnya akan stabil ketika negara tersebut mengambil langkah-langkah untuk memperkuat pasokan dan distribusinya.
BI mengatakan pada bulan Februari bahwa pihaknya ingin menjaga kenaikan tahunan harga bahan pangan yang bergejolak di bawah 5 persen pada tahun ini.
Menteri Koordinator Perekonomian Erlanga Hartardo mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa pemerintah akan mengamankan lebih banyak pasokan beras dari luar negeri, termasuk melalui lobi dari negara tetangga seperti Kamboja. Pihaknya juga berupaya memberikan bantuan keuangan jelang Idul Fitri, ujarnya.
Gedut dari Babanas mencatat bahwa badan tersebut telah mengusulkan alokasi anggaran pangan kepada kementerian keuangan untuk lebih menstabilkan harga dan pasokan pangan.
Anggaran tersebut akan memungkinkan Bulog dan perusahaan induk pangan milik negara ID FOOD mendapatkan pinjaman dari bank-bank yang dinasionalisasi dengan suku bunga yang sangat rendah. Pinjaman akan digunakan untuk mengamankan pasokan pangan dari petani lokal dan impor.
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala