JAKARTA: Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membantah tudingan asap kebakaran hutan dan lahan di Indonesia masuk ke Malaysia.
Menteri Siti Nurbaya Bakar mengatakan keluhan Malaysia mengenai kabut asap di Indonesia tidak akurat.
“Kami memantau situasi dan tidak ada kabut lintas batas yang masuk ke Malaysia,” katanya dalam pernyataan kemarin.
Ia menambahkan, kementeriannya telah menerima gambar sebaran kabut dari Badan Meteorologi, Klimatik, dan Geofisika serta Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (ASMC) untuk 28-30 September hingga pukul 16.00 WIB (Waktu Indonesia Barat) kemarin.
Berdasarkan pantauan ASMC, Siti Nurbaya mengatakan, selama beberapa hari ini kabut sedang hingga tebal teramati di banyak wilayah di Sumatera dan Kalimantan.
Pada tanggal 1 Oktober, kabut mulai menebal di Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan. Namun, tidak ada kabut lintas batas yang terlihat, tambahnya.
ASMC adalah proyek gabungan regional antara layanan meteorologi nasional negara-negara ASEAN.
Ini beroperasi di bawah Layanan Meteorologi Singapura.
Sementara berdasarkan pantauan satelit Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia, gambaran sebaran kabut di wilayah Indonesia selama tiga hari tersebut menunjukkan adanya kabut di banyak wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Arah angin yang berlaku di Indonesia umumnya dari tenggara ke barat laut dan timur laut, dan tidak terdeteksi adanya kabut lintas batas, kata Siti Nurbaya.
Jadi jelas, kedua sumber tersebut memastikan tidak ada kabut asap lintas batas, tambahnya.
Saat ini pemerintah Indonesia terus berupaya memadamkan kebakaran hutan dan gambut di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan beberapa pulau di Sumatera, Kalimantan, dan sebagian Jawa.
Upaya-upaya ini berkisar dari pemadaman kebakaran bawah tanah hingga pengeboman air dan teknologi modifikasi cuaca.
KLHK menyebutkan, sebanyak 203 perusahaan telah diberi peringatan dan 20 perusahaan telah disegel karena terlibat dalam kebakaran tersebut.
Ini termasuk anak perusahaan perusahaan Malaysia.
“Pemerintah Indonesia sedang bekerja keras untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Siti Nurbaya. – Bernama-Antara
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala