Survei American Think Tank menyentuh berbagai bidang, termasuk bagaimana responden memandang pentingnya agama bagi identitas nasional, preferensi mereka untuk mendasarkan undang-undang nasional pada ajaran agama, dan pandangan mereka terhadap keragaman agama.
Misalnya, 86 persen responden Muslim di Indonesia mengatakan menjadi Muslim “sangat penting” untuk menjadi orang Indonesia yang asli, sementara 79 persen responden Muslim di Malaysia menganut agama yang sama. Identitas nasional.
Jonathan Evans, salah satu peneliti utama studi tersebut, mengatakan kepada CNA bahwa beberapa pertanyaan dalam survei tersebut bertujuan untuk memahami bagaimana orang berpikir bahwa agama dan politik “harus atau tidak boleh digabungkan.”
“Karena ada begitu banyak cara bagi para pemimpin agama untuk terlibat dalam politik, pertanyaannya adalah, ‘Haruskah para pemimpin agama terlibat dalam politik?’ “Kami memutuskan untuk mengajukan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan tingkat perincian yang lebih tinggi daripada yang bisa dicapai dengan bertanya,” kata Mr. Evans.
“Secara keseluruhan, umat Islam di Indonesia dan Malaysia lebih cenderung mengatakan bahwa para pemimpin agama harus terlibat dalam politik dibandingkan umat Islam lain di kawasan ini.”
Diutamakan hukum nasional berdasarkan ajaran agama
Meskipun Sri Lanka dilibatkan dalam survei ini, CNA berfokus pada temuan-temuan dari lima negara Asia Tenggara yang secara geografis berdekatan dan memiliki dinamika keagamaan yang saling terkait erat.
Lebih dari separuh masyarakat di lima negara percaya bahwa para pemimpin agama harus memberikan suara dalam pemilu politik.
Misalnya, 91 persen masyarakat Indonesia, 84 persen masyarakat Malaysia, dan 81 persen masyarakat Kamboja mengatakan bahwa para pemimpin agama harus memberikan suaranya pada pemilu.
Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai tiga aktivitas politik lainnya – berbicara di depan umum tentang politisi atau partai politik yang mereka dukung, berpartisipasi dalam protes politik, dan menjadi politisi.
Responden di Indonesia dan Malaysia umumnya lebih mendukung keterlibatan politik para pemimpin agama.
Dua pertiga responden di Malaysia dan 57 persen responden di Indonesia mengatakan bahwa pemimpin agama mereka harus mengungkapkan secara terbuka politisi atau partai politik mana yang mereka dukung.
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala