Pembicaraan bersama antara Vanuatu dan Indonesia menjadi agenda Papua Barat di Jakarta.
Itu terjadi di tengah ketegangan di kawasan, dan Presiden Indonesia Joko Widodo akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Papua Nugini bulan depan.
Kantor berita milik negara Indonesia Antara melaporkan bahwa Wakil Presiden Maruf Amin bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Vanuatu Jotham Nabat di Jakarta pada hari Senin.
Vanuatu sangat mendukung gerakan separatis di Papua Barat selama bertahun-tahun dan Antara melaporkan bahwa masalah konflik di provinsi tersebut telah dibahas.
Amin mengumumkan pembentukan Panitia Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua untuk menilai pembangunan di wilayah Papua.
“Pemberian otsus ini direncanakan lama hingga 2042,” ujarnya.
Amin mengatakan Indonesia menghargai keberagaman di Papua Barat.
“Saya ingin menekankan bahwa pendekatan kesejahteraan berdasarkan keadilan, pemerataan dan keberlanjutan akan terus menjadi prioritas utama, menghormati keragaman. Penanganan masalah keamanan juga dilakukan melalui pendekatan yang komprehensif,” ujarnya.
Wapres mengatakan Indonesia juga siap Vanuatu sebagai pintu gerbang masuk ke pasar ASEAN.
Vanuatu berharap untuk mengembangkan perjanjian kerja sama teknis dan menjalin kemitraan kota kembar dan provinsi.
Pada pertemuan hari Senin, Nabat mengatakan kunjungannya ke Indonesia merupakan langkah mendasar untuk memulihkan kepercayaan dan menunjukkan minatnya dalam membangun kerja sama yang baik antara Vanuatu dan Indonesia.
Nabat menggemakan minat negaranya dalam menciptakan perjanjian kerjasama teknis antara kedua negara dan membangun kemitraan kota kembar dan provinsi kembar.
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala