JAKARTA (ANTARA) – Situasi perekonomian Indonesia akan terpuruk jika tidak melakukan transisi ke energi ramah lingkungan, kata Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. “Isu iklim dan transisi energi sangat penting bagi Indonesia karena dapat mempengaruhi perekonomian,” kata Deputi Kementerian Infrastruktur dan Transportasi Rachmat Kaimudin pada konferensi ITX Channel ESG 2024, Kamis.
Saat ini negara-negara maju seperti Uni Eropa (UE) telah mengembangkan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM).
Oleh karena itu, produk-produk asal Indonesia akan kehilangan daya saing jika tidak didukung oleh transisi energi, ujarnya.
Menurut Qaimuddin, transisi energi menawarkan banyak kemungkinan dan manfaat bagi sektor perekonomian.
Misalnya, konsep Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (Environmental, Social and Governance/ESG) menekankan perlunya mendesak bagi perusahaan untuk menerapkan program keberlanjutan.
“Kadang kita menganggap (implementasi) ESG itu mahal, tapi sebenarnya bisa menjadi investasi di masa depan. Mungkin kalau perusahaan tidak pakai ESG, (biayanya) akan lebih mahal,” ujarnya.
Ia menekankan, negara seperti Indonesia harus mandiri dan fleksibel di bidang energi dan tidak hanya bergantung pada energi impor.
Meskipun Indonesia masih mengekspor energi fosil seperti batu bara, sumber energi tak terbarukan lainnya perlu bersiap menghadapi transisi energi seiring perkembangan zaman.
“Saat ini kita mengimpor 60 persen bahan bakar untuk transportasi. Ini berbahaya jika negara tidak punya kekuatan,” kata Qaimuddin.
Selain itu, dalam penggunaan energi terbarukan, kita perlu memastikan bahwa Indonesia termasuk dalam rantai pasokan untuk mengurangi impor perangkat energi ramah lingkungan seperti panel surya, ujarnya.
Berita terkait: Krisis iklim tidak dapat diselesaikan dengan tindakan individu: Menteri Indravati
Berita Terkait: Hidrogen Hijau sebagai Alat Transisi Energi Bersih
Penerjemah: M Alatas, Kenzu
Penulis: Rahmat Nasushan
Hak Cipta © ANTARA 2024
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala