JAKARTA – Menyusul kesepakatan baru antara Singapura dan Indonesia untuk bekerja sama di bidang kecerdasan buatan (AI), Bahasa Indonesia meluncurkan alat mirip ChatGPT.
Empat perusahaan Indonesia menandatangani nota kesepahaman di Jakarta pada tanggal 30 November dengan AI Singapura, proyek AI nasional Republik, untuk bersama-sama mengembangkan alat pemodelan bahasa besar (LLM) baru menggunakan teknologi seperti ChatGPT dan Bart dari Google.
Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk berkolaborasi dengan Bahasa Indonesia untuk mengembangkan alat LLM sumber terbuka yang dapat diakses oleh “berbagai pemangku kepentingan,” kata mereka dalam rilis bersama.
Lembaga-lembaga yang ada di Indonesia antara lain Badan Riset dan Inovasi Nasional nusantara dan Kerja Sama Riset dan Inovasi Kecerdasan Buatan (GORICA).
Dua perusahaan pengembangan alat AI lainnya adalah Glair.ai dan Datasaur.ai, keduanya didukung oleh perusahaan modal ventura GDP Venture.
LLM memproses sejumlah besar informasi dan mempelajari bagaimana bahasa digunakan, memungkinkan mereka menganalisis teks, memahami konteks pertanyaan, menghasilkan teks mirip manusia sebagai respons terhadap perintah, dan melakukan tugas terkait bahasa lainnya.
Alat-alat ini semakin populer selama setahun terakhir sejak ChatGPT, yang dikembangkan oleh firma riset OpenAI yang berbasis di Amerika Serikat, mulai digunakan pada tanggal 30 November 2022, dan memungkinkan netizen untuk mengakses teknologi tersebut.
Publikasi bersama ini mencatat bahwa Bahasa Indonesia hanya menyumbang 0,6 persen dari konten online, mengutip angka yang dirilis pada bulan Januari oleh firma riset global Statista. Sebagai perbandingan, bahasa Inggris mencakup 58,8 persen konten online.
“Fakta ini menekankan pentingnya upaya penelitian dan pengembangan yang luas yang bertujuan untuk memenuhi nuansa linguistik yang unik dan tuntutan Bahasa Indonesia,” kata mereka.
Perangkat LLM memiliki banyak keterampilan di berbagai bidang ekonomi, namun banyak di antaranya berasal dari AS atau Tiongkok dan tidak sepenuhnya cocok untuk Asia Tenggara, kata Darius Liu, kepala strategi, kemitraan, dan pengembangan di AI Singapura.
Untuk mengatasi kurangnya keterwakilan Asia Tenggara dalam LLM yang umum digunakan saat ini, kolaborasi antar negara adalah kunci untuk mengembangkan alat-alat tersebut di kawasan, katanya pada acara penandatanganan di Plaza Senayan Mall di Jakarta Pusat.
Diluncurkan pada tahun 2017, AI Singapura menyatukan lembaga-lembaga penelitian yang berbasis di Singapura untuk membangun pengetahuan di bidang ini dan memajukan inisiatif AI di negara tersebut. Ia bekerja dengan mitra asing untuk mengembangkan alat teknologi baru.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, Nesar Patria, menambahkan bahwa kolaborasi ini menggarisbawahi bagaimana AI telah membantu pekerja di negara ini menjadi lebih efisien dalam pekerjaan mereka dan bagaimana AI akan membantu pembangunan negara di masa depan.
Pada tahun 2030, AI akan menambah PDB Indonesia sebesar US$366 miliar (S$488 miliar) dan PDB di seluruh Asia Tenggara sebesar hampir US$1 triliun, katanya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryo Pradomo.
Kesepakatan tersebut dicapai setelah Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi ke-10 Majelis Umum UNESCO pada sidang pleno Sidang Umum ke-42 di Paris pada 20 November.
Sembilan lainnya adalah bahasa Inggris, Arab, Mandarin, Prancis, Spanyol, Rusia, Hindi, Italia, dan Portugis.
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala