KUCHING: Sarawak akan segera memulai negosiasi formal dengan pihak berwenang Indonesia mengenai pembangunan kabel bawah laut untuk menyalurkan listrik dari Sarawak ke Singapura, kata Perdana Menteri Sarawak Tan Sri Abang Johari Tun Open (foto).
Ia mengatakan diskusi akan dilakukan dalam semangat ASEAN dengan penuh hormat terhadap kedaulatan dan kepentingan Indonesia.
Sarawak berencana mengekspor 1.000 megawatt (MW) energi terbarukan ke Singapura melalui kabel bawah laut sepanjang 700 km, 70% di antaranya akan berlokasi di bawah perairan Indonesia.
Abang Johari mengatakan perusahaan milik negara Sarawak Energy Bhd (SEB) dan mitranya Semcorp Industries dan Singapore Power Group telah menyelesaikan studi teknis ekstensif dan sangat maju dalam negosiasi bisnis untuk potensi kerjasama dengan Singapura.
Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim telah memberikan izin untuk mengekspor listrik dari Sarawak ke Singapura, dan hal tersebut dibahas dalam pertemuan bilateral delegasi Malaysia yang dipimpin oleh Anwar dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong baru-baru ini. Abang Johari termasuk dalam delegasi Malaysia.
Berbicara pada upacara pembukaan Kongres Pembangkit Listrik Tenaga Air Dunia di Bali, Indonesia pekan lalu, Abang Johari mengatakan, “Kami bangga memainkan peran kami dalam memajukan jaringan listrik ASEAN bersama-sama dengan Indonesia dan Singapura dengan memajukan jaringan listrik bersama di Kalimantan.” .
Mengenai pengembangan Jaringan Listrik ASEAN, pertukaran listrik pertama antara Sarawak dengan mitranya Perusahan Listrik Negara di Kalimantan Barat pada tahun 2016 membuka jalan bagi proyek konektivitas bilateral lainnya untuk memajukan Jaringan Listrik Kalimantan. SEB telah mengekspor listrik ke negara tetangga Kalimantan Barat selama tujuh tahun.
Pada tahun 2021, SEB menandatangani perjanjian transmisi listrik dengan Sabah Electricity untuk mulai mengekspor listrik pada pertengahan tahun 2024.
Perdana Menteri mengatakan Sarawak juga sedang mengerjakan perjanjian transfer listrik dengan Brunei untuk mengekspor listrik.
Mengenai potensi pembangkit listrik tenaga air di Sarawak, Abang Johari mengatakan penelitian menunjukkan bahwa negara bagian tersebut memiliki setidaknya 8.000 MW potensi pembangkit listrik tenaga air di wilayah berkapasitas tinggi, dimana 3.452 MW telah dimanfaatkan melalui tiga bendungan besar. Yakni Bendungan Bagun 2.400 MW, Bendungan Muram 944 MW, dan Bendungan Batang Ai 108 MW.
Dia mengatakan bendungan pembangkit listrik tenaga air keempat dengan kapasitas terpasang 1.285 MW kini sedang dibangun di divisi Bale di Kapit untuk memenuhi permintaan listrik yang kuat dari pelanggan domestik dan ekspor. Bendungan Bagun dan Murum juga terletak di hulu divisi Kabit
Dia mengatakan SEB sedang melakukan uji coba pembangkit listrik tenaga surya terapung berkapasitas 50MW di Waduk Bendungan Batang Ai dan proyek tersebut akan beroperasi tahun depan.
Abang Johari mengatakan Sarawak telah mengurangi intensitas emisi karbon sebesar 73% dari tahun 2010 hingga 2021, dibandingkan hanya 79% pada tahun 2009.
“Kita telah beralih dari 100% bahan bakar fosil sejak tahun 1980an ke pembangkit listrik tenaga air yang didominasi energi terbarukan saat ini,” tambahnya.
Menyinggung Proyek PLTA Mendarang Induk 1.375 MW di Kalimantan Utara, Indonesia, di mana SEB menjadi mitra bersama, Abang Johari mengatakan proyek tersebut berjalan dengan baik.
“Pekerjaan awal pada proyek ini berjalan dengan baik dan proyek ini berada pada jalur yang tepat untuk menghasilkan listrik pertama pada akhir dekade ini,” tambahnya. Abang Johari menghadiri upacara peletakan batu pertama proyek Presiden Indonesia Joko Widodo pada 1 Maret tahun ini.
Proyek senilai US$2,6 miliar ini dikerjakan oleh PT Kaya Hydropower Nusantara, perusahaan patungan antara SEB, PT Ataro Energy Indonesia, dan PT Kaya Patria Pratama Group. Bendungan batu permukaan beton setinggi 235 meter dan panjang 815 meter akan dibangun.
“Proyek bernilai miliaran dolar ini merupakan upaya bersama untuk menyediakan energi terbarukan yang terjangkau dan berkelanjutan untuk mendukung Kawasan Industri Hijau Indonesia di Kalimantan Utara,” ujarnya.
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala