Seperti yang terlihat dalam realitas kehidupan, perbedaan di antara manusia tidak bisa dihindari.
JAKARTA (ANTARA) – Wakil Presiden Maruf Amin menekankan bahwa kerukunan antarmanusia adalah kunci untuk menjaga persatuan dan perdamaian bangsa, yang sangat penting untuk mewujudkan visi Indonesia maju.
Hal itu disampaikannya dalam video peringatan Nuzulul Quran 1444 Hijriah/2023 yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Wakil Presiden pada Jumat malam.
Nusulul Quran memperingati wahyu pertama Nabi Muhammad, yang diyakini telah diturunkan kepadanya pada malam ke-17 Ramadhan, yang bertepatan dengan malam tanggal 7 April tahun ini.
“Semua rencana, proyek dan pekerjaan yang baik untuk mewujudkan visi Indonesia yang lebih baik hanya dapat terlaksana jika bangsa kita rukun dan bersatu,” kata Wapres.
Ia mencatat, perintah menjaga kerukunan disebutkan dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 114.
Ayat tersebut mengatakan, “Tidak ada kebaikan dalam pembicaraan rahasia mereka – kecuali untuk mempromosikan amal, belas kasih atau harmoni di antara orang-orang. Dan siapa pun yang melakukan ini karena mencari keridhaan Allah, Kami akan memberi mereka pahala yang besar.”
Mendamaikan masyarakat, termasuk mencegah konflik dan menjaga kerukunan, adalah salah satu cara untuk menghindari kesulitan, kata Amin.
Ditambahkannya, bagi bangsa yang besar dan majemuk seperti Indonesia, pesan ayat ini sangat relevan untuk mempererat kerukunan antar umat beragama.
“Seperti yang terlihat dalam realitas kehidupan, perbedaan di antara manusia tidak dapat dihindari. Mengenai hal ini, Al-Qur’an mengatakan dalam Surat Hud ayat 118: ‘Jika Tuhanmu menghendaki, Dia akan menjadikan manusia satu umat. Orang-orang yang beriman, tetapi mereka selalu memilih untuk berbeda,” katanya.
Menurut ayat tersebut, jika Allah menghendaki, semua orang pasti akan menjadi satu komunitas, namun ia menjelaskan bahwa Allah SWT telah mengizinkan orang untuk menjadi komunitas yang berbeda.
Namun, perbedaan ini seharusnya tidak memicu kontroversi di masyarakat, katanya.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menghidupkan kembali pelajaran yang terkandung dalam ayat di atas dalam kehidupan bangsa (kita) yang majemuk untuk membangun dan menjaga kerukunan sosial,” imbuhnya.
Seperti yang dicanangkan Kementerian Agama, puasa Ramadhan yang dimulai pada 23 Maret tahun ini merupakan kesempatan yang sangat tepat untuk mempererat persaudaraan bangsa dan kemanusiaan, serta mempererat silaturahmi dan persatuan di tengah perbedaan yang ada, ujarnya.
“Kita bersyukur kepada Allah bahwa umat Islam di Indonesia adalah Wasatis, artinya mereka berpikir moderat dan berpikir moderat atau moderat (dalam sikapnya terhadap masalah apa pun) dan tidak ekstrim kiri maupun ekstrim kanan,” kata Amin.
Ia mengatakan moderasi dan toleransi beragama sangat penting untuk membangun kerukunan.
Mengelola moderasi beragama merupakan cara penting untuk mencegah konflik, membangun konsensus, dan menjaga persatuan nasional.
“Saya bersyukur praktik moderasi beragama di negara kita dapat menjadi rujukan masyarakat internasional. Saya berharap umat Islam di Indonesia dapat mempertahankan praktik baik ini dan berharap dapat berkontribusi lebih banyak untuk mencapai dunia yang damai.” Dia mencatat.
Ia mengatakan, dengan pertolongan Tuhan dan kerja keras masyarakat Indonesia akan diberkati dan dibanggakan.
“Insya Allah bangsa kita akan terus bertahan dari segala kesulitan dan tantangan sehingga bisa maju sebagai bangsa yang sama-sama sejahtera,” imbuhnya.
Sebagaimana disebutkan dalam QS Al Baqarah ayat 185, beliau mengatakan bahwa Alquran adalah petunjuk bagi manusia dan membantu mereka membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Arti dari ayat tersebut adalah, “Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, dengan bukti-bukti yang jelas untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Maka siapapun yang hadir di bulan ini hendaknya berpuasa. Tetapi siapa pun yang sakit atau dalam perjalanan, biarkan mereka berpuasa dengan jumlah hari yang sama setelah Ramadhan. Allah menginginkan kamu kesulitan, bukan kesulitan, sehingga kamu memenuhi waktu yang telah ditentukan dan menyatakan kebesaran Allah karena membimbingmu, dan semoga kamu bersyukur.”
Amin mengatakan bahwa ada dua jenis hidayah dalam Al-Qur’an, yaitu hidayah umum atau Hidayat al-Adillah, yang diberikan kepada umat Islam dan semua non-Muslim.
Yang kedua adalah mauna hidayah atau pertolongan Allah SWT yang diberikan kepada orang-orang yang bertakwa, imbuhnya.
Dalam Al-Qur’an, manusia dianjurkan untuk menyeru kepada kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam surat Ali-Imran ayat 104, “Dan hendaklah ada golongan di antara kamu yang menyeru kepada kebaikan, menganjurkan kebaikan dan melarang kemungkaran – mereka akan berhasil.”
Sementara itu, pada Peringatan Nasional Nuzulul Quran 1444 Hijriah yang digelar di kantor Kementerian Agama di Jakarta, Jumat, Menko Polhukam Mahfoud Md. .
“Kebhinekaan adalah aset berharga Indonesia. Menjaga kerukunan (bangsa) adalah komitmen kuat kita,” ujarnya.
Berita Terkait: Presiden Resmikan Kegiatan Tilawatil Quran Nasional di Sulawesi Tenggara
BERITA TERKAIT: Percepatan Nuzulul Quran Pererat Persatuan: Presiden
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala