Jakarta. Anggota UE Portugal semakin mengekspor produk minyak sawit dari Indonesia, meskipun ada sikap keras dari kelompok regional tersebut, Menteri Luar Negeri Redno Marsudi mengatakan pada hari Senin.
Komentarnya muncul setelah bertemu rekannya dari Portugal, Joao Gomez Cravinho, di Jakarta. Dalam konferensi pers bersama, Retno menyampaikan perhatian Portugal terhadap peningkatan impor minyak sawit dari Indonesia yang juga mencatatkan pertumbuhan dua digit.
“Saya menghargai kepercayaan Portugal terhadap minyak sawit dari Indonesia. Impor minyak sawit Portugal dari Indonesia akan meningkat sebesar 77 persen dari 2019 hingga 2022. Kenaikan ini akibat adanya insentif impor turunan minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel,” kata Redno kepada wartawan.
Sebelum Cavinho, Retno bahkan menyebut Peraturan Bebas Deforestasi UE (EUDR) “diskriminatif”. Desember Kebijakan tersebut mewajibkan pedagang dan operator untuk menunjukkan bahwa produk mereka tidak berasal dari lahan yang terkena deforestasi setelah 31, 2020. Produk yang tercakup dalam aturan baru ini termasuk karet dan minyak sawit.
“Selama percakapan saya menegaskan kembali keprihatinan saya tentang sejumlah kebijakan diskriminatif yang diambil oleh UE, termasuk EUDR,” kata Rednow.
Gravinho tidak mengatakan apa-apa tentang impor minyak sawit Indonesia oleh Portugal selama konferensi pers bersama. Namun, diplomat Portugal itu lebih memilih membicarakan hal lain seperti Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang masih dalam tahap negosiasi.
“Itu [CEPA] sangat penting untuk [bilateral] Hubungan ekonomi, perdagangan dan investasi. Juga sangat penting untuk membantu membentuk geoekonomi global yang berubah,” kata Gravinho, seraya menambahkan bahwa kesepakatan tersebut akan memiliki konsekuensi politik dan strategis.
Perdagangan Indonesia-Portugal akan meningkat dari $160,2 juta pada 2021 menjadi $167,5 juta tahun depan, kata pemerintah. Data perdagangan dan ekonomi menunjukkan bahwa Indonesia mengekspor lemak dan minyak hewani dan nabati senilai $623.230 serta produk turunannya ke Portugal pada tahun 2021. Ekspor terbesar Indonesia tahun itu adalah alas kaki, pelindung kaki, dan lainnya, dengan total nilai $31,08 juta.
Tag: Kata kunci:
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala