JAKARTA, 27 Okt (Reuters) – Pertamina (PERTM.UL) Indonesia meluncurkan uji injeksi karbon bawah tanah pertamanya minggu ini, sebagai upaya perusahaan energi negara untuk mengurangi emisi karbon sekaligus meningkatkan produksi minyak, kata perusahaan itu pada Rabu malam.
Pertamina bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 30% pada tahun 2030 dan sedang menjajaki teknologi penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCUS) dengan beberapa mitra untuk mengimbangi emisi dan meningkatkan produksi minyak dan gasnya.
“Penerapan CO2 injection akan menjadi tulang punggung Pertamina dalam meningkatkan produksi dan keberlanjutan migas,” kata pejabat Pertamina Oki Muraza dalam keterangannya.
Pertamina bermitra dengan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC) melakukan uji ‘huff and puff’ di lapangan Jatiparang di provinsi Jawa Barat, menginjeksi karbon ke dalam sumur minyak selama beberapa hari.
“Berdasarkan hasil simulasi, produksi migas akan meningkat sekitar 30-40%, namun dalam beberapa hari akan turun lagi dan re-inject. Juga,” Tuduka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian ESDM. Energi, mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa hasil tes akan dipantau hingga akhir tahun.
Kementerian Energi sedang mengembangkan peraturan tentang penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) dan implementasi CCUS sehingga operator minyak dan gas dapat memasang fasilitas penangkapan karbon dalam operasi mereka dan memberikan insentif untuk membuat proyek layak secara komersial.
Pelaporan oleh Bernadette Cristina Pengeditan oleh Ed Davis
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala