Ia juga mengatakan kunjungan tersebut dilakukan tanpa izin atau sepengetahuan NU.
Sementara itu, pemerintah Indonesia juga menjauhkan diri dari kontroversi tersebut, dan mengatakan pada hari Senin bahwa kunjungan tersebut sama sekali tidak mencerminkan posisinya terhadap Israel.
“Kementerian Luar Negeri tidak dalam posisi untuk mengomentari kunjungan tersebut, yang sama sekali tidak terkait dengan posisi resmi pemerintah Indonesia,” kata juru bicara kementerian Roy Somirath, menurut laporan kantor berita lokal Kompas.
Postingan tersebut awalnya dibagikan di Instagram pada 7 Juli, meski tidak jelas kapan pertemuan itu terjadi. Informasi lokasi postingan Foto diambil di kediaman Presiden Israel di Tel Aviv.
NU mengidentifikasi empat aktivis lainnya sebagai Sukron Makmun, anggota NU cabang Banten; Munavir Aziz, Sekretaris Organisasi Pencak silat Tradisional NU; Nurul Bahrul Ulum dan Izza Annafisah Dania, pengurus Organisasi Remaja Putri NU.
Ketua NU Yahya mengatakan kelima anggotanya akan mendapat sanksi dari organisasi tersebut.
Menurut Nadirsyah Hosen, mantan pengurus NU dan dosen hukum di Monash University, pertemuan tersebut dikabarkan diselenggarakan oleh kelompok alumni Universitas Harvard di AS yang mengundang anggota NU ke Israel untuk berdiskusi mengenai “pendidikan dan startup”. .
Nadirsyah, yang berbicara dengan salah satu dari lima anggota NU, mengatakan melalui Instagram bahwa kunjungan serupa yang dilakukan perwakilan NU ke Israel pernah terjadi di masa lalu, namun bisa menjadi masalah dalam konteks konflik yang sedang berlangsung di Gaza saat ini.
Wasisto Raharjo Jati, seorang analis politik di Badan Riset dan Inovasi Nasional yang berbasis di Jakarta, mengamini sentimen tersebut, dengan menyatakan bahwa waktu kunjungan tersebut dapat mempengaruhi reputasi Indonesia sebagai pendukung setia Palestina.
“Pertemuan tersebut sangat kontroversial sejak konflik dimulai pada awal Oktober 2024, karena Indonesia secara umum tidak menghormati citranya sebagai pendukung kuat Palestina,” ujarnya.
Sebagai organisasi Islam terbesar, NU merasa dikhianati dengan kunjungan mereka, kata Wasisto, karena organisasi tersebut sangat menentang segala aktivitas anggotanya yang menguntungkan Israel atau menggambarkan negara dengan baik.
Menanggapi kunjungan tersebut, seorang pengguna di platform media sosial X mengatakan: “Ini tidak hanya menyakiti perasaan masyarakat Indonesia, tetapi juga perasaan rakyat Palestina yang sedang berjuang… NU harus menanggapi hal ini.”
Pengguna lain berkata: “Ini memalukan bagi Indonesia.”
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala