Billy Addison Atitijanto (Jakarta Post)
Premium
Jakarta ●
Sabtu, 28 Januari 2023
Indonesia, pengekspor rumput laut terbesar di dunia, sedang mempertimbangkan untuk menggunakan bahan tersebut dalam produksi bio-mentah untuk membantu mengurangi ketergantungan negara pada minyak mentah impor yang mahal. Meskipun potensi biofuel berbasis rumput laut sangat besar, masih banyak yang harus dilakukan untuk mewujudkan ide tersebut.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan pada 19 Januari bahwa biofuel berbasis rumput laut dapat bersaing secara biaya dengan biomassa lain seperti jagung, tebu dan singkong.
Menurut sebuah studi bersama oleh para peneliti dari Universitas Diponegoro yang dikelola negara dan Universitas Nasional Bukyeong Korea Selatan, rumput laut lebih berkelanjutan daripada tanaman lain yang digunakan untuk membuat biofuel, dan karena itu lebih diinginkan dalam mengejar agenda nol bersih negara.
Baca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Dari Rp 55.500/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- E-Post adalah koran digital harian
- Tidak ada iklan, tidak ada gangguan
- Akses eksklusif ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Atau biarkan Google mengelola langganan Anda
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala