Kami berharap BMPP Nusantara 1 dapat beroperasi secara efisien dan tepat waktu, mendukung sistem kelistrikan Ambon
Ambon, Maluku (ANTARA) – Nusantara 1, pembangkit listrik tenaga tongkang (BMPP) bergerak 60 MW, dapat mendukung elektrifikasi Indonesia bagian timur, kata Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, Sabtu.
Berbicara di Ambon, Maluku, dia mengatakan tahap pertama BMPP dikembangkan oleh sub-holding PLN PT Indonesia Power bekerja sama dengan perusahaan galangan kapal negara PT PAL.
Pembangkit listrik yang dipasang di tongkang menjadi solusi pemenuhan kebutuhan listrik di daerah-daerah terpencil khususnya di Indonesia bagian timur, jelasnya. Program BMPP bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam jangka pendek dan sementara, katanya.
Berita terkait: RI memangkas 10,37 juta ton emisi karbon dari pembangkit listrik
Selain itu, kehadiran BMPP akan mendorong margin cadangan dan meningkatkan rasio elektrifikasi secara cepat, katanya. Apalagi BMPP bisa dipindahkan ke tempat yang lebih membutuhkan listrik, tambahnya.
“Seperti daerah-daerah terpencil yang sebagian besar berada di kepulauan timur Indonesia,” jelas Prasodjo seraya menambahkan, daerah seperti Ambon membutuhkan listrik sebesar 63,6 MW. Dengan masuknya BMPP Nusantara 1, pasokan listrik Ambon yang dikelola PLN Group bisa dipadatkan, tambahnya.
BMPP Nusantara 1 dilengkapi dengan teknologi dual fuel untuk mengakomodasi fleksibilitas dan ketersediaan bahan bakar, katanya. Ia menambahkan, dibutuhkan daya yang besar untuk melistriki daerah-daerah yang mengalami defisit daya listrik.
Berita terkait: Indonesia melarang ekspor batu bara hingga 31 Januari
“Kami berharap BMPP Nusantara 1 dapat beroperasi secara efisien dan tepat waktu, mendukung sistem kelistrikan Ambon,” kata Prasodjo.
Sementara itu, Direktur Utama PT Indonesia Power, M Ahsin Sidqi menjelaskan, BMPP akan melistriki Ambon melalui jaringan 150kV.
Akhir Januari 2022, Nusantara 1 berlayar ke Ambon dari Surabaya, dia memberi tahu. Selanjutnya pada 12 Februari akan dalam proses tambatan, katanya.
Setelah BMPP datang, akan dilakukan pekerjaan evakuasi daya, backfeeding, RLB, RLS, dan sinkronisasi operasi untuk mendukung sistem kelistrikan Ambon sebelum 31 Maret 2022, tambahnya.
Berita terkait: G20 harus mendorong transisi ke energi hijau: C20 Co-chair
Berita terkait: Langkah Indonesia yang disarankan di forum G20 sudah di jalur yang benar
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala