JAKARTA (Antara) – Pemerintah Indonesia memperkuat sistem deteksi dini di beberapa pelabuhan masuk untuk mencegah munculnya kasus impor penyakit Marburg di beberapa negara.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, Rabu, mengatakan pemeriksaan kesehatan telah diintensifkan oleh otoritas terkait di fasilitas pelabuhan dan bandara bagi pengunjung dari negara terjangkit.
Mekanisme pengawasan penyakit ini mirip dengan Covid-19, yaitu mengidentifikasi gejala yang dialami pemudik. Rekomendasi kemudian dibuat melalui pengambilan sampel dan analisis.
Gejala infeksi virus Marburg mirip dengan penyakit lain yang umum terjadi di Indonesia, seperti malaria, tifus, dan demam berdarah.
“Kami sudah menyiapkan laboratorium untuk pengujian sampel,” katanya.
Kementerian sudah mendistribusikan surat edaran kepada semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, untuk mewaspadai impor Marburg.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerima laporan kasus penyakit Marburg dari Guinea Khatulistiwa pada 13 Februari 2023.
Berdasarkan laporan tersebut, tercatat sembilan kematian dan 16 kasus suspek di provinsi Key Entem. Gejala yang dialami pasien antara lain demam, kelelahan, muntah darah dan diare.
Dari sembilan sampel yang diuji, satu dilaporkan positif virus Marburg. Wabah di Equatorial Guinea diperkirakan telah dimulai pada 7 Februari.
“Sampai saat ini belum ada kasus Marburg yang terdeteksi di Indonesia,” ujarnya.
Virus Marburg (filovirus), dengan gejala mirip demam berdarah, merupakan salah satu virus paling mematikan, dengan tingkat kematian 88 persen.
Virus ini termasuk dalam keluarga yang sama dengan virus Ebola. Ini ditularkan ke manusia melalui kontak langsung dengan manusia atau hewan yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi.
Marburg ditularkan langsung dari kelelawar atau hewan melalui cairan tubuh.
Berita Terkait: Kemenkes Tingkatkan Kesadaran Terhadap Penyakit Marburg
Berita terkait: MPR upayakan kecanggihan deteksi dini untuk cegah penyakit langka
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala