Korea Selatan mengumumkan ulasan Rencana untuk mengurangi kontribusi keuangan Indonesia pada program jet tempur gabungan KF-21 Boramae.
Badan Akuisisi Pertahanan Nasional Dikatakan Pemotongan ini dapat dilakukan dengan syarat transfer teknologi ke Jakarta lebih sedikit, karena perkiraan biaya proyek ini sekitar 500 miliar won Korea ($366 juta) lebih murah dari perkiraan sebelumnya.
Indonesia telah menawarkan untuk membayar $439 juta untuk proyek tersebut, turun dari $1,2 miliar yang disepakati sebelumnya.
Perusahaan ini telah menyumbang sekitar $220 juta untuk proyek tersebut, meskipun tenggat waktu pembayarannya terlewat dan ada masalah retensi tenaga kerja.
Seoul memperkirakan gelombang pertama pesawat tempur generasi 4,5 akan mulai beroperasi pada tahun 2026.
Penolakan sebelumnya
Salah satu perubahan yang dilakukan Korea Selatan pada program KF-21 termasuk pengurangan unit batch pertama pesawat tempur tersebut dari 40 menjadi 20 unit.
Keputusan itu diambil pada bulan Maret setelah menyerukan kemungkinan melakukan uji kemampuan rudal dan radar udara-ke-udara.
Negara ini memperkirakan akan memiliki 120 unit KF-21 pada tahun 2032, meskipun negara tersebut memilih pendekatan yang berbeda-beda dalam memproduksi jet tersebut.
Pesawat tempur ini akan menggantikan armada F-4 dan F-5 Angkatan Udara Republik Korea, beberapa di antaranya telah beroperasi sejak tahun 1969.
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala