Saya ingat tahun 2012 neraca perdagangan kita dengan China defisit USD 7,7 miliar. Pada tahun 2021, neraca perdagangan kami mengalami defisit sebesar USD 2,4 miliar karena kami dapat mengekspor baja. Tahun ini, saya memastikan untuk memiliki surplus dengan China
JAKARTA (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan neraca perdagangan Indonesia-China akan surplus pada 2022.
Peningkatan ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan hilirisasi industri, khususnya untuk produk pertambangan.
Intinya industri membantu meningkatkan ekspor dan memperbaiki neraca perdagangan, kata Jokowi.
“Saya ingat tahun 2012 neraca perdagangan kita dengan China defisit 7,7 miliar dolar AS. Tahun 2021 karena kita bisa mengekspor baja, neraca perdagangan kita defisit 2,4 miliar dolar AS. Tahun ini, saya pastikan kita surplus. China,” kata Perdagangan Indonesia dan Jokowi dalam sambutannya di konferensi Pemimpin Industri (KADIN), Selasa.
Sebagai contoh, akibat dari kebijakan penghentian ekspor nikel mentah menyebabkan nilai perdagangan Indonesia melonjak, ujarnya.
Berita terkait: Digitalisasi untuk meningkatkan daya saing di tengah ketidakpastian global: KADIN
Menurut Presiden, sekitar lima hingga tujuh tahun lalu, ekspor nikel hanya senilai US$1,1 miliar atau sekitar Rp16 triliun. Angka itu naik menjadi US$28 miliar atau sekitar Rp306 triliun pada 2021.
“Pada akhirnya nikel ini (nilai ekspor) US$ 35-40 miliar karena turunannya belum selesai,” ujarnya.
Bahkan, kepala negara mengingatkan ketika kebijakan penghentian ekspor nikel mentah pertama kali diterapkan, ia mendapat banyak keluhan, termasuk dari KADIN yang mengatakan bahwa Indonesia belum siap dengan kebijakan tersebut.
Oleh karena itu, Kepala Negara mengajak tim Godin untuk berperan aktif dalam mempromosikan bottom line industri pertambangan yang terbukti sukses.
“Silakan terapkan ini untuk bahan baku dan nikel lainnya. Kalau tidak bisa berdiri sendiri, cari partner untuk bergabung dengan bisnis Anda. Silakan tanyakan kepada ketua KADIN, harian, Eropa tertarik berinvestasi di Korea, Jepang, China, dan Indonesia,” Jokowi mencatat.
Berita terkait: Ekonomi makro Indonesia masih bagus: Godin
Pada akhirnya, Presiden percaya bahwa pengusaha dari negara-negara ini tidak punya pilihan selain membawa bisnis mereka ke Indonesia. Anggota KADIN harus memanfaatkan ini dengan lebih berperan aktif.
“Bergabung dengan mereka karena kita sangat membutuhkan teknologi. Kita juga butuh investasi agar ada capital inflow. Hal-hal seperti ini perlu dilakukan,” tegas Jokowi.
Terlepas dari komitmen presiden untuk surplus neraca perdagangan antara Indonesia dan China pada tahun 2022, laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BBS) menunjukkan bahwa Indonesia masih mengalami defisit.
Ekspor Indonesia-China mencapai US$34,13 miliar pada periode Januari-Juli 2022, sementara impor mencapai US$38,27 miliar, atau defisit US$4,14 miliar, menurut data PBS terbaru.
Baca juga: Jokowi Ajak Anggota KADIN Tanam Sorgum di NTT
Berita terkait: Kunci transisi energi untuk menghindari dampak perubahan iklim:KADIN
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala