Mei 3, 2024

Review Bekasi

Temukan Berita & berita utama terbaru tentang INDONESIA. Dapatkan informasi lebih lanjut tentang INDONESIA

Jet dari Prancis, Rudal dari Turki: Indonesia berlomba-lomba memperbaharui perangkat militer lama

Jet dari Prancis, Rudal dari Turki: Indonesia berlomba-lomba memperbaharui perangkat militer lama

Operabilitas adalah masalah potensial

Bapak Fahmy mencatat bahwa pengadaan tersebut memiliki kelemahan dalam hal koherensi dan interoperabilitas.

“Itulah sebabnya harus dilakukan secara selektif dan prioritas harus diberikan pada sistem keamanan yang tidak memerlukan keselarasan dan interoperabilitas,” ujarnya.

Diandra Megaputri Mengo, seorang peneliti yang berfokus pada masalah pertahanan di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia, mengatakan kepada CNA bahwa sejarah telah berperan dalam strategi pengadaan pertahanan yang beragam di Indonesia. Strategi ini dapat menyebabkan masalah interoperabilitas ke depan, tambahnya.

Pada tahun 1999, Amerika Serikat dan Uni Eropa memberlakukan embargo senjata menyusul intervensi militer Indonesia di Timor Timur.

Uni Eropa mencabut larangan tersebut pada tahun 2000, tetapi Amerika Serikat baru melakukannya pada tahun 2005.

Indonesia membeli jet tempur Sukhoi dari Rusia selama embargo.

Ms Mengko berkata: “Pengalaman dilarang oleh negara lain … sebenarnya telah membuat Indonesia melakukan diversifikasi senjata dan mengurangi dampak ketergantungan.

“Masalah mobilitas adalah salah satu konsekuensinya.”

Mr Ali dari Marabi Consulting and Advisory juga menunjukkan bahwa memiliki peralatan dari berbagai sumber dapat membawa tantangan tersendiri.

“Ini adalah tantangan dari sudut pandang operasional dan logistik.

“Ada rencana membangun sistem data link, tapi programnya belum beroperasi penuh.”

Konektivitas data adalah sistem komunikasi standar yang memfasilitasi penggunaan informasi di berbagai platform.

“Bagaimana menghubungkan sistem komunikasi antara peralatan keamanan yang berbeda sangat penting. Itu sebabnya kami membutuhkan tautan data.

“Peralatan pertahanan Prancis, Amerika, atau Inggris sebenarnya dapat menggunakan tautan data yang sama. Rusia akan sedikit lebih sulit untuk dihubungkan karena negara-negara Barat tentu tidak ingin peralatan mereka dihubungkan ke Rusia,” kata Ali.

READ  Indonesia menargetkan swasembada beras pada tahun 2024

Dia menambahkan, diversifikasi strategi pengadaan pertahanan Indonesia terkait dengan pertimbangan kebijakan luar negeri.

“Kebijakan luar negeri kita tidak sejalan. Kami tidak bias. Ini bisa menjadi masalah.

“Ada yang masih kaget dengan embargo AS. Jadi, kita beli dari AS, Prancis dan lain-lain… Kebijakan luar negeri nonblok kita bagus di satu sisi, tapi bisa menimbulkan tantangan di sisi lain.

Ketika diminta untuk mengomentari potensi masalah interoperabilitas terkait pembelian baru-baru ini oleh Indonesia, Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra mengatakan kepada CNA: “Pembelian semua alutsista merupakan proses yang menyeluruh dan melalui pemeriksaan… dan sesuai dengan kebutuhan militer.”

Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Ansar Simanjuntak mengatakan ada beberapa alasan pengadaan tersebut.

“Selain alasan teknis, pengadaan alutsista dikaitkan dengan pertimbangan geopolitik dan geostrategis serta diplomasi,” ujarnya enggan berkomentar lebih jauh.