JAKARTA (Antara) – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumathi mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan buatan anak negeri sebagai inspirasi pembangunan berkelanjutan dan kelestarian lingkungan yang lebih baik di masa depan.
“Elektro-mobilitas akan membuat transportasi lebih bersih dan murah. Ini sejalan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI). Selain itu, kuncinya adalah menghasilkan produk kendaraan ramah lingkungan di dalam negeri yang mampu bersaing (atas dasar). dengan produk luar negeri,” kata Sumathi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Sumathi memuji produk motor listrik PT BYXE Motor Indonesia (BMI) yang diluncurkan di lobi Kementerian Perhubungan Jakarta, Kamis (11 Agustus).
BYXE, XADE, SERGAP dan Prototype untuk sepeda motor patroli masing-masing adalah kendaraan listrik.
Menurut Menhub, hal itu menimbulkan harapan agar produk tersebut bisa diproduksi massal dan digunakan oleh masyarakat.
Sejalan dengan kampanye Kementerian Perhubungan untuk mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan, Sumathi juga yakin motor listrik yang akan segera digunakan sebagai kendaraan lulus uji dan bisa menjadi solusi masalah lingkungan seperti pemanasan global. Pengaruh gas rumah kaca dan emisi karbon.
“Kami akan terus berkarya, berinovasi, dan menampilkan produk-produk terbaik. Ini harus kita dukung agar perekonomian kita bangkit dan lebih baik lagi untuk mencapai Indonesia Emas 2045,” tegas Sumathi.
Motor listrik menjadi pekerjaan anak negeri sebagai jawaban atas semakin terbuka dan berkembangnya peluang Indonesia di sektor transportasi, energi, dan teknologi.
Baterai digunakan untuk penggerak motor listrik. Komponen diproduksi secara lokal atau bekerja sama dengan perusahaan lokal.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik dengan menambah jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum di seluruh tanah air.
Dvinukroho, seorang pejabat di kementerian, sebelumnya mengatakan bahwa proyek kendaraan listrik menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mendorong kemandirian energi dalam negeri dengan mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak.
“Dalam mengelola sektor energi, pemerintah memiliki tugas untuk menjamin ketahanan energi nasional,” jelasnya.
Inisiatif ini dilakukan dengan mendorong kemandirian energi dalam negeri dengan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak seperti penggunaan kendaraan listrik untuk transportasi jalan raya, ujarnya.
Kementerian telah mendaftarkan 332 stasiun pengisian dan 269 stasiun penggantian baterai di 279 lokasi publik di seluruh Indonesia.
Fasilitas charging juga tersedia di tempat-tempat wisata. Selama Kepresidenan G20, pemerintah mampu membangun 24 stasiun pengisian di 17 lokasi di Bali.
Selain itu, charging station dibangun di Kompleks Candi Borobudur di Jawa Tengah dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.
Dengan bertambahnya jumlah stasiun pengisian dan teknologi pengisian yang muncul, kementerian memperkirakan proses pengisian baterai kendaraan listrik hanya memakan waktu 30 hingga 90 menit, kata Duvinukroho.
Dengan begitu, penggunaan mobil listrik akan lebih diminati oleh pemilik kendaraan, tambahnya.
Berita Terkait: Sumber Daya Manusia, Industri Manufaktur Mendukung Transisi ke EVs
Berita terkait: Infrastruktur pengisian daya akan memengaruhi minat pembeli pada EV: The Observer
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala