Indonesia berisiko kehabisan waktu untuk mengerahkan stop-gap craft (GS-1) untuk satelit Nusantara-3/Satrya-1 yang kritis. Itu meminta Persatuan Telekomunikasi Internasional (ITU) untuk lebih banyak waktu. Jika dikabulkan, ini akan menjadi perpanjangan keempat yang diberikan oleh ITU.
Satelit GS-1 kecil diluncurkan oleh SpaceX pada 1 Mei (itu adalah pendamping di atas kendaraan peluncuran Vyasat-3) dan sekarang menaikkan dirinya ke posisi orbit target awalnya di 116,1 derajat BT. Jadwal peningkatan orbit diperkirakan berlangsung sekitar 10 minggu dan dimulai pada 12 Juni. Posisi orbit terakhir adalah 146 derajat BT.
Kemudian akan ada masa percobaan. Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia telah meminta ITU untuk perpanjangan satu bulan dari tanggal wajib saat ini yaitu 31 Juli untuk menggunakan satelit tersebut. Indonesia kini menuntut 31 Agustus sebagai tanggal wajib.
Permintaan perpanjangan akan dipertimbangkan oleh Badan Regulasi Radio ITU dan dilengkapi dengan beberapa dukungan kuat. Pesawat itu selalu dimaksudkan untuk menjadi pendamping peluncuran Viasat-3, tetapi jadwal Viasat telah menurun drastis selama dua tahun terakhir dan pengembangan serta kesiapan peluncurannya tidak terbantu oleh masalah Covid.
Namun, GS-1 sementara akan digantikan oleh satelit Nusantara-3/Saatria-1 sebenarnya yang akan diluncurkan oleh SpaceX bulan ini. Satelit Nusantara-3/Satriya-1 dibangun oleh Thales Alenia Space.
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala