JAKARTA, 2 Juni (Reuters) – Turis di Indonesia menemukan manfaat hutan bakau, karena negara kepulauan ini berupaya menanam kembali atau melindungi daerah pesisir kaya karbon yang rusak akibat aktivitas manusia.
Koni Sihomping, warga Jakarta berusia 50 tahun, tidak peduli apakah dia mendengar lalu lintas atau pesawat terbang di atas kepala saat dia mengayuh kayaknya melewati air keruh dan akar pohon bakau yang bengkok.
“Saya sudah bepergian jauh, tapi saya tidak tahu ada taman spektakuler dan indah yang begitu dekat dengan rumah,” katanya merujuk pada hutan bakau yang dilindungi di pantai utara ibu kota.
Mangrove di Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan bermil-mil daratan telah berkurang menjadi sekitar 4,1 juta hektar (10,1 juta hektar) karena pembangunan perkotaan atau budidaya makanan laut menggantikan pertahanan alami terhadap kenaikan permukaan laut dan intrusi air asin.
Menurut Badan Restorasi Mangrove dan Gambut Indonesia (BRGM), tahun lalu saja, negara kehilangan 700.000 hektar hutan bakau.
Dengan upaya pemerintah untuk mengeksplorasi, menanam, dan memelihara hutan, Indonesia berharap dapat membantu memahami pentingnya ‘ekosistem’, simpanan karbon, dan keanekaragaman hayati.
“Banyak orang dan pengusaha yang meratakan hutan mangrove ini dan menumpuk pasir di atasnya untuk dijadikan objek wisata dan membuat pantai buatan. Ini bertentangan dengan kelestarian alam,” kata Muhammad Saleh Alatas, pemilik The Mangrove Paddling Center, yang menyelenggarakan wisata . Di hutan bakau Jakarta.
Taman Cagar Alam Ange Kabuk seluas 98 hektar, tempat wisata beroperasi, adalah bagian kecil dari apa yang menurut para pecinta lingkungan dunia harus membalikkan kerusakan hutan bakau dan lahan basah lainnya.
Sementara dana pemerintah telah meningkat selama lima tahun terakhir, dukungan dari perusahaan swasta dan lembaga swadaya masyarakat masih diperlukan, kata Direktur Balai Konservasi Alam Nusantara, Muhammad Ilman.
Laporan oleh Tommy Ardiansyah, Johan Purnomo, Zahra Matarani; Diedit oleh Kanupriya Kapur dan Emilia Sithole-Madaris
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
“Penggemar budaya pop. Pengacau ramah hipster. Pakar media sosial yang menawan.”
More Stories
Indonesia mencari kesepakatan perdagangan senilai US$3,5 miliar di Forum Kerja Sama Negara-negara Afrika
Indonesia menangkap seorang pria yang menjual cula badak melalui media sosial
Indonesia akan meningkatkan perlindungan cuaca bandara dengan Vaisala